Anggota DPR Desak PT Jamsostek Bantu Keluarga Pekerja

Usai melakukan Rapat Kerja dengan PT Jamsostek, Senin (16/11/2009), anggota Komisi IX DPR RI FPKS Zuber Safawi mendesak PT  Jamsostek untuk membantu keluarga pekerja di Indonesia. Caranya menurut Zuber dengan memberikan pelatihan ketrampilan kerja bagi anak-anak pekerja terutama dari kalangan miskin.

"Ini bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Kerjasama ini selain menambah ketrampilan kerja juga dapat memberdayakan BLK yang selama ini kurang aktif karena hambatan program dan pendanaa,n" desak Zuber.
 
Selain itu menurut Zuber, melalui program training kerja PT Jamsostek-BLK ini, anak-anak dari keluarga pekerja miskin dapat memiliki keahlian kerja yang dapat dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan. "Saya pikir program pelatihan kerjasama PT Jamsostek-BLK juga akan dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian keluarga pekerja miskin. Karena dengan ketrampilan yang dia peroleh setidaknya dapat diserap oleh beragam industri kerja", tandasnya.
 
Zuber menilai program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) yang selama ini dilakukan PT Jamsostek sudah cukup baik, hanya dia berharap PT Jamsostek melakukan inovasi program kemitraan ini melalui peningkatan ketrampilan kerja bagi anak-anak pekerja. "Program kerjasama dengan BLK ini dapat menjadi terobosan PT Jamsostek untuk memberdayakan anak-anak pekerja miskin yang selama ini mengalami kendala ekonomi sehingga tidak memiliki ketrampilan kerja yang memadai", ujar Zuber, anggota DPR asal dapil Jateng I ini..
 
Dengan program pelatihan kerja di BLK ini, Zuber yakin selain akan berkontribusi dalam mencetak SDM yang terampil , program ini juga akan mampu mengurangi kemiskinan yang dialami keluarga pekerja miskin di Indonesia. "Dengan dana dan program PKBL yang selama ini dijalankannya, saya yakin PT  Jamsostek akan menyambut positif usulan ini sehingga kontribusi PT  Jamsostek dapat lebih dirasakan oleh masyarakat khususnya keluarga pekerja miskin", harapnya.(*)

(M Budi Santosa)