Dipalak, Para Pendekar Ngamuk Sweeping Preman

Solichan Arif, Jurnalis
Rabu 24 Februari 2010 19:08 WIB
Ilustrasi murid-murid Padepokan Pencak Silat Blumbang Segoro sedang melakukan latihan. (Foto: gasmiblitar.blogspot.com)
Share :

BLITAR - Sejumlah pendekar dari Padepokan Pencak Silat Blumbang Segoro (PPSBS) Kelurahan Dandong, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar melakukan sweeping para preman yang berkeliaran di Desa Dermojayan, Kecamatan Srengat.

Dengan kendaraan roda empat dan sepeda motor para pendekar ini beramai-ramai mengunjungi Desa Dermojayan. Selain mengitari sepanjang jalan desa, mereka juga menggeledah beberapa rumah warga yang dianggap sebagai tempat persembunyian para preman.

Apa yang dilakukan para pendekar ini sebagai aksi balas dendam atas tindakan preman yang memeras murid Padepokan Blumbang Segoro.

Sulaiman pimpinan PPSBS mengatakan akan terus melakukan sweeping hingga dua orang preman bernama Semi dan Ugik warga Desa Dermojayan, berhasil diringkus. Yang membuat para jawara ini murka, selain memalak, para berandal jalanan itu juga terang-terangan menantang murid PPSBS.

"Kami akan terus lakukan siang malam sampai dua orang ini berhasil diringkus," tegas Sulaiman kepada wartawan Rabu (24/2/2010).

Peristiwa pemerasan itu sendiri berlangsung Senin 22 Februari malam di Jalan Raya Desa Kolomayan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Korban yang bernama Wiwid dan Deni warga Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok serta dua orang temanya yang asyik mengendarai motor tiba-tiba dihentikan oleh mobil Taft nopol AG 1084 L yang di dalamnya terdapat lima orang pemuda.

Dua dari lima pemuda yang semuanya dalam keadaan mabuk ini turun dari kendaraan, lalu memaksa korban memberikan uangnya, dengan alasan akan digunakan sebagai tambahan dana pesta minuman keras. Karena hanya memiliki uang Rp15 ribu, korban menyerahkan semuanya.

Mendapati hasil palakannya begitu sedikit, para preman ini marah. Salah seorang yang diduga bernama Semi, bahkan mencabut belati ukuran besar (berang). Para korban itupun langsung kabur dengan menancap kendaraannya.

Keesokan harinya, korban yang hafal dengan salah seorang wajah pelaku yang diketahui bernama Agung, mengajak murid-murid PPSBS mendatangi rumah pelaku di Desa Dermojayan. Sejumlah pendekar ini hampir menghajar preman ini sebelum petugas kepolisian setempat datang dan menghalanginya.

Dari keterangan pelaku Agung inilah para pendekar mengetahui identitas para preman termasuk tempat tinggalnya di Desa Dermojayan. Sulaiman menegaskan jika polisi tidak bisa bertindak tegas dan adil, murid-muridnya yang akan melakukan tindakan sesuai dengan caranya sendiri.

"Kami meminta dalam waktu sepekan ini para pelaku harus bisa ditangkap. Jika tidak, jangan salahkan murid-murid padepokan yang mengambil caranya sendiri," pungkasnya.

KBO Reskrim Polres Blitar Inspektur Satu Edi Suhartono ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa itu. Saat ini pihaknya masih meminta keterangan saksi, termasuk mengamankan kendaraan Taft milik pelaku Agung.

"Kami masih melakukan penyelidikan. Saya berharap semua pihak bisa menahan diri. Biarkan petugas kepolisian yang menyelesaikan," ujarnya.

(Hariyanto Kurniawan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya