KEBUMEN - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, S.E., M.M., Sabtu (18/12/2010) kemarin meresmikan hutan penelitian dan wisata alam Wanagama III di kawasan pantai Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Peresmian hutan Wanagama III yang diprakarsai oleh Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta ini salah satu tujuannya adalah untuk mendorong inisiatif rehabilitasi pantai-pantai di kabupaten-kabupaten pesisir Pulau Jawa, khususnya yang memiliki ekosistem sejenis (seperti gumuk pasir).
Hadir dalam peresmian Hutan Wanagama III tersebut para pejabat di lingkungan Kementerian Kehutanan dan Provinsi Jawa Tengah, Bupati Kebumen Buyar Winarso, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Prof Dr Retno Sunarminingsih, Apt, MSc, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Prof. Dr. Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc, serta ratusan tamu undangan lainnya.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dalam sambutannya mendukung langkah peresmian hutan penelitian dan wisata Wanagama III yang melibatkan banyak pakar dari Fakultas Kehutanan UGM. Langkah ini kata Zulkifli merupakan bentuk nyata program penanaman pohon yang cukup berhasil dilakukan di Kebumen.
“Provinsi Jawa Tengah sudah berhasil dalam program menanam pohon ini. Bisa dikatakan potensi hutan rakyat di Jawa Tengah ini sudah surplus,” papar Zulkifli.
Budaya menanam, imbuh Menhut, harus terus digalakkan oleh seluruh masyarakat. Program ini selaras dengan beberapa program pemerintah yang fokus pada penanaman hutan tanaman rakyat, hutan desa, dan hutan rakyat. Pemerintah bersama para pakar dan peneliti di bidang kehutanan masih terus berupaya melakukan berbagai langkah rehabilitasi maupun konservasi hutan dan lahan yang pro pertumbuhan, pro job, pro rakyat, dan pro lingkungan.
“Budaya menanam pohon itu bisa menyatukan rakyat Indonesia. Kita tetap pegang teguh kebijakan yang pro pertumbuhan, pro job, pro rakyat, dan pro lingkungan,” kata Zulkifli.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Kehutanan menegaskan kembali komitmen Kementerian Kehutanan untuk program penanaman pohon. Hal itu antara lain juga bisa dilihat dari meningkatnya anggaran di tahun 2010 lalu yang hanya mencapai Rp500 miliar, naik menjadi Rp3 triliun di tahun 2011 mendatang.
Gerakan menanam pohon papar Zulkifli juga tetap harus diimbangi dengan adanya penegakan hukum dan reformasi birokrasi terutama di lingkungan Kementerian Kehutanan. Menurutnya, tanpa disertai penegakan hukum maka gerakan menanam pohon akan sulit terwujud. Apalagi, jika melihat tugas berat yang masih harus dilakukan untuk memperbaiki lebih dari 90 juta hektare kawasan hutan yang rusak.
“Kawasan hutan kita itu sekitar 130 juta hektare. Dari jumlah itu sekira 40 juta hektare yang masih bagus, dan 90 juta hektarenya rusak sehingga perlu diperbaiki,” katanya.
Selain memberikan apresiasi terhadap para pakar dan peneliti dari Fakultas Kehutanan UGM yang banyak berkiprah untuk merintis penanaman beberapa jenis vegetasi seperti cemara udang hingga nyamplung di hutan Wanagama III, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan juga berharap agar nanti para pakar tersebut bisa ikut membantu dalam rehabilitasi taman nasional, taman margasatwa serta taman konservasi yang ada di seluruh Indonesia.
Sementara itu sebelumnya, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Prof. Dr. Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc, menuturkan keberadaan hutan pendidikan seperti Wanagama III sangat diperlukan. Materi mengenai kehutanan tidak cukup diperoleh dari bangku kuliah namun memerlukan praktek di lapangan yang salah satunya dengan hutan pendidikan.
Awalnya, penelitian tanaman cemara udang yang saat ini ditanam di Pantai Petanahan kawasan hutan Wanagama III dirintis dari skala laboratorium sebelum tahun 2007 lalu. Cemara udang menjadi salah satu pilihan vegetasi yang ditanam di kawasan tersebut setelah melihat kemampuannya menahan laju tsunami seperti yang terjadi di pesisir Pantai Cilacap.
“Makanya jenis cemara udang ini kita kembangkan di sini dengan melihat kemampuannya menahan laju tsunami,” kata Naiem.
Wanagama III di Kebumen, kata Naiem, semakin melengkapi beberapa hutan Wanagama lain yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan UGM, yaitu Wanagama I di Gunungkidul, serta Wanagama II di Jambi.
Di tempat yang sama, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Prof Dr Retno Sunarminingsih, Apt, MSc, mengatakan keberadaan hutan Wanagama III tidak lepas dari pemikiran dan jerih payah senior maupun peneliti dari Fakultas Kehutanan UGM.
Hutan Wanagama III diharapkan tidak akan hanya menjadi hutan pendidikan (teaching forest) namun juga research forest (hutan penelitian). Hadirnya hutan Wanagama III yang juga telah menjadi lokasi KKN PPM mahasiswa UGM ke depan selain untuk perbaikan dan konservasi lahan sekaligus mampu untuk memberdayakan masyarakat setempat.
“Yang tidak kalah penting selain untuk perbaikan lahan hutan Wanagama III harus mampu untuk memberdayakan masyarakat setempat,” kata Retno.
Dalam acara peresmian hutan Wanagama III yang memiliki luas areal sekira 600 hektare tersebut, juga dilakukan penandatangan MOU antara Kementerian Kehutanan dengan Fakultas Kehutanan UGM. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dan pelepasan beberapa jenis burung seperti derkuku dan kutilang.
(M Budi Santosa)