LANGKAT- Pihak SDN Simpang Kolam, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengakui meluluskan siswanya yang belum lancar membaca.
Padahal SD ini sudah memperoleh status sekolah Standar Nasional sejak 2008 dengan Nomor 050765.
Bahkan bukan hanya YU yang kini bersekolah di SMP Negeri 2 Gebang, namun ada siswa lain yakni CE yang sempat bersekolah di tempat yang sama dengan YU, namun kini pindah ke sekolah negeri lainnya. Diduga kasus lulusan SD yang belum bisa membaca dengan lancar ini merupakan fenomena gunung es.
Salah seorang guru SDN Simpang Kolan, Wardhah, mengaku ada beberapa siswa yang masih harus mengeja untuk membaca sebuah kata.
“Selama saya mengajar di sini memang ada beberapa siswa yang masih harus mengeja bacanya,” ujar guru yang sudah mengajar sejak 2002 ini saat ditemui di sekolah, Kamis (21/7/2011).
Saat disinggung mengenai YU, Wardhah menyatakan bahwa anak tersebut memang berbicara gagap. Namun saat diwawancara di SMP tempat YU bersekolah beberapa hari lalu, dia berbicara dengan lancar. Dia mengaku malu belum bisa membaca lancar seperti rekan-rekan lainnya.
Selain itu Wardhah juga mengakui sebagian besar siswanya tidak mengenyam pendidikan di TK sebelum masuk SD. Sehingga beban untuk dapat mendidik siswa agar bisa membaca menjadi tanggung jawab guru sepenuhnya.
Sementara itu Kepala Sekolah, Ramli, mengatakan baru empat bulan bertugas di sekolah itu sehingga belum mengetahui alasan mendasar mengapa ada siswanya yang belum lancar membaca.
Alasan yang sama disampaikan kepala dinas pendidikan kecamatan setempat yang baru menjabat dua bulan.
Kasus ini mencuat setelah salah seorang siswa SMP Negeri 2 Gebang, Langkat, YU, tidak dinaikkan oleh wali kelasnya ke kelas 8 karena belum lancar membaca.
Pihak SMP mengaku sudah memberikan pelajaran tambahan selama setahun terakhir untuk membantu YU agar lancar membaca, namun belum membuahkan hasil. Sementara CE, rekan YU, lebih dulu pindah ke sekolah lain.
(Anton Suhartono)