Dituding Keroyok Tetangga, Keluarga Bagyo Bantah

Rizka Diputra, Jurnalis
Sabtu 29 Oktober 2011 09:32 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
Share :

JAKARTA - Pihak keluarga Bagyo membantah jika anggota keluarganya dituding sebagai pemicu aksi pengeroyokan terhadap tiga orang yakni Alwi Fadil, Aminah Fadil dan Muchadar Fadil.

Menurutnya, kronologis peristiwa yang terjadi pada 27 September lalu sebagaimana disampaikan Muhammad Sadiq, kakak dari Alwi Fadil tidak benar. Sadiq dinilai hanya pandai mengarang cerita dan memutar balik fakta yang justru mengarah kepada fitnah.

Menurut penuturan saksi mata Haris, putri Bagyo, Puput, awalnya saat itu dirinya yang baru pulang kerja merasa terganggu dengan mobil keluarga Alwi Fadil yang terparkir persis di depan rumahnya.

Saat itu Haris berupaya membantu memindahkan mobil tersebut dari gerbang rumah Puput lantaran hendak memasukkan mobilnya. Dari situlah awal terjadinya adu mulut dengan keluarga keturunan Arab tersebut.

"Mbak Puput enggak mengeluarkan kata-kata kasar seperti yang dikatakan Sadiq. Waktu itu saya bilang sudah enggak usah ribut-ribut tapi saya malah dipukuli dan ditendang," kata Haris saat berbincang dengan okezone di Jakarta, Jumat (28/10/2011) malam.

Dia menambahkan, saat itu keluarga Alwi Fadhil menuding dirinya kerap membela keluarga Bagyo. Dia mengira ketegangan itu hanya sampai disitu ternyata tidak.

Haris mengaku kembali mendapat intimidasi saat dirinya hendak berangkat tahlilan ke rumah seorang warga setempat yang meninggal beserta jamaah musala At Taqwa di lingkungan tempat tinggalnya.

"Waktu itu pas mau tahlilan saya dipukuli Alwi dan keluarganya ada sikitar delapan orang sampai dada saya biru-biru. Itu pun sudah divisum. Kemudian dilerai oleh para jamaah (musala). Selesainya pas saya ditarik istri Pak Royani (warga)," terang pria asli Betawi ini. Selanjutnya, ketegangan antarkedua keluarga pun masih berlanjut malam itu.

Hal serupa juga dialami oleh putra Bagyo, Dimas. Dimas menuturkan pada malam yang sama dirinya sempat bertegur sapa dengan dua anak keluarga Fadhil, yakni Alwi dan Muchadar. Keduanya nampak berboncengan motor.

"Saya bilang ke mereka, hei mas sebenarnya ada masalah apa sama keluarga saya? Terus yang bawa motor si Alwi ngomong situ yang ada ada masalah apa sama keluarga gua. Dia berlagak seperti jagoan dan lalu memukul saya duluan. Ya jelas saya tangkis namanya buat membela diri, wajar kan," kisah Dimas.

Perkelahian kedua tetangga itupun berusaha dilerai oleh Ketua Pemuda Jalan Jak I bernama Asep. Saat hendak melerai, kata Dimas, Asep justru ditendang Alwi hingga akhirnya terjatuh.

"Melihat Asep dianiaya, warga situ lalu maju menghampiri rumah Alwi. Keduanya pun masuk ke rumah. Selang beberapa saat dilempar gelas beterbangan dari rumahnya (Alwi) ke arah warga," tuturnya.

Kemarahan warga memuncak kala keluarga Alwi membawa-bawa nama etnis tertentu dan mengancam akan membawa preman Madura dan Makassar.

Hal ini bahkan dilakukan di depan salah seorang petugas polisi. Dimas juga membantah keterangan Sadiq jika ada penganiayaan terhadap ibunya yang saat itu katanya mengenakan jilbab.

Setelah aksi pelemparan gelas itu, lanjut Dimas, adik dari Alwi yang perempuan keluar rumah dan memukul seorang warga yang sedang bermain gitar dan terkena di bagian kepala.

Namun adik Alwi tersebut langsung mundur sehingga Alwi yang terkena pukulan gitar tersebut. Luka Alwi pun kata Dimas tidak parah, karena tidak dijahit dan diopname.

Dia menambahkan, saat itu seorang petugas Provost Pospol Pengumben sudah berusaha melerai tapi akhirnya menyerah melihat situasi saat itu.

Menurut Dimas, upaya polisi di lokasi kejadian saat itu sudah sesuai dengan prosedur namun apa daya situasi saat itu memang sulit. "Ya saya kira upaya polisi itu sudah sesuai semboyannya melindungi, mengayomi dan melayani," imbuhnya.

"Apapun yang terjadi kami percaya kepada aparat kepolisian dan pengadilan. Kami bukan mencari simpati orang lain ataupun minta untuk dikasihani. Kami siap disumpah jika ada dari keterangan kami yang tidak benar. Tapi ingat, hanya pengadilan yang berhak menyumpah kami," pungkasnya.

Dia menegaskan, hal ini merupakan klarifikasi berupa hak jawab pertama dan terakhir. Pihaknya tidak ingin adanya fitnah maupun berita bohong dari siapapun.

"Jika ada lagi berita fitnah maka kami akan melaporkan kepada pihak yang berwajib dan akan mengugat secara perdata maupun pidana," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, M. Sadiq kakak Alwi Fadil mengklaim ketiga adiknya telah menjadi korban pengeroyokan oleh anak dari Bagyo.

Aksi pengeroyokan ini menurut versi Sadiq, berawal dari kesalahpahaman antara pihak keluarganya dengan pihak keluarga Bagyo, yang merupakan tetangganya sendiri.

Letak rumah keduanya pun saling berhadapan. Kedua pihak sudah dimintai keterangan oleh polisi. Kasus ini kemudian ditangani Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

(Dede Suryana)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya