GARUT - Seorang Geolog menegaskan Gunung Sadahurip di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bukan piramida. Gunung berbentuk limas itu tidak memiliki kaitan dengan nilai sejarah peradaban manusia di masa lalu.
Pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Sujatmiko, mengatakan Gunung Sadahurip tidak lebih dari gunung api purba yang sudah menjadi fosil.
“Gunung ini berusia sekira dua hingga lima juta tahun dan sekarang sudah menjadi fosil. Tidak ada kaitan dengan peradaban prasejarah, tapi bila masih tetap penasaran silakan lakukan penelitian,” jelas Sujatmiko.
Menurut dia, proses pembentukan Gunung Sadahurip berasal dari adanya magma yang tidak meletus, namun terdorong dari perut bumi. Lava yang keluar kemudian menggumpal, mengeras, hingga membentuk menyerupai gunung.
“Hasil penelitian sementara memang begitu. Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya batu-batuan dari lava yang mengeras dan menjadi fosil di gunung itu,” jelasnya.
Salah satu peserta seminar dari ISDM Kementerian Binarko Santoso memperkuat penjelasan ilmiah tersebut. Dia sependapat Gunung Sadahurip tidak lebih dari sekadar tumpukan lava pada jutaan tahun lalu.
“Karena usia yang sudah lama, lava ini berubah menjadi keras. Biasanya, setiap kali ada lava keluar dari perut bumi, selalu terdapat kandungan berbagai logam berharga. Misalnya kandungan logam emas. Saya khawatir, adanya isu piramida di Gunung Sadahurip dimanfaatkan kelompok tertentu yang ingin mengambil keuntungan dari gunung itu,” urainya.
Seorang pembicara lainnya yakni penulis sekaligus Budayawan, Usep Romli, berharap pemerintah tidak terbuai dengan adanya isu piramida di Gunung Sadahurip. Sebab dia menilai, pemerintah bisa melupakan tugasnya sebagai pelayan masyarakat.
“Tugas pokok dan fungsi pemerintah sebagai pelayan masyarakat akan terlupakan bila terus-terusan konsenterasi dengan isu ini. Para ahli sudah berpendapat seperti itu, jadi apa lagi yang ingin dicari,” tandasnya.
(Anton Suhartono)