JAKARTA - Sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan salah satu kunci sukses sebuah bidang, termasuk pariwisata. Menyadari hal tersebut Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sepakat bekerjasama untuk pengembangan SDM pariwisata.
Bentuk kerjasama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Rektor UGM Pratikno dengan Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo di Ruang Multimedia UGM. Selain pengembangan SDM, ruang lingkup kerjasama tersebut meliputi pemanfaatan hasil penelitian untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan dan pariwisata, peningkatan kualitas penataan lingkungan di kawasan cagar budaya, serta pemetaan terhadap potensi keragaman budaya dan wisata.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo berkata, dengan kerjasama tersebut diharapkan nantinya pengembangan dan penelitian akan lebih terarah dan fokus pada peningkatan pelayanan maupun kunjungan wisatawan, baik di Borobudur, Prambanan, maupun Boko.
"Selain jumlah kunjungan yang meningkat diharapkan melalui kerjasama ini ada peningkatan kemampuan personel dalam melaksanakan pekerjaannya untuk melayani wisatawan," ujar Purnomo, seperti dinukil dari laman UGM, Selasa (14/8/2012).
Purnomo menjelaskan, kerjasama antara UGM dengan PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Boko sebelumnya juga telah dimulai melalui Fakultas Ilmu Budaya (FIB), khususnya Jurusan Arkeologi. Melalui kerjasama tersebut saat ini telah ada peta situs arkeologi yang cukup bermanfaat bagi pengembangan pariwisata maupun pengenalan budaya. "Kami juga fokus untuk ikut serta mengembangkan pariwisata dan perekonomian masyarakat di kawasan sekitar candi," katanya menambahkan.
Sementara itu Rektor UGM Pratikno menyambut gembira kerjasama tersebut. Kerjasama yang dijalin, lanjut Pratikno, akan semakin menguatkan UGM sebagai balai pendidikan dan kebudayaan. Dia menilai, inti pendidikan adalah pembudayaan dan bukan semata-mata adanya transfer ilmu pengetahuan.
"Hal ini sejalan pula dengan Dies UGM yang nantinya akan mengangkat peneguhan kembali UGM sebagai balai kebudayaan," tutur Pratikno.
Pratikno mengimbuh, pengembangan pariwisata dan kebudayaan selama ini juga menjadi perhatian UGM baik melalui FIB, Pusat Studi Kebudayaan, maupun Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri. Di samping itu melalui program KKN-PPM, UGM banyak mendapatkan permintaan untuk mendampingi masyarakat di sekitar pesisir pantai di bidang pemandu wisata (tour guide). "Tentu dengan kolaborasi yang dijalin, PT TWC bisa ikut membantu dan berpartisipasi di dalamnya," paparnya.
Kerjasama ini, kata Pratikno, akan mendatangkan keuntungan bagi dua belah pihak. PT TWC juga bisa memberdayakan maupun mengambil manfaat dari ribuan penelitian yang dihasilkan setiap tahun oleh mahasiswa UGM dari S-1 hingga S-3 untuk meningkatkan potensi pariwisata dan budaya di sana.
(Rifa Nadia Nurfuadah)