JAKARTA - Nahdlatul Ulama memperingati hari lahirnya yang ke-87 tahun. Spirit dakwah ala Wali Songo menjadi tema besar peringatan, dengan digelarnya pentas seni selama dua hari berturut-turut.
Dua pentas seni yang digelar oleh Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU adalah Pengajian dan Diskusi Atlas Wali Songo dengan dibarengi penampilan grup shalawat Kiai kanjeng pimpinan Emha Ainun Najib pada Kamis 31 Januari malam. Sementara pada Jum'at 1 Februari akan dipanggungkan wayang kulit kontemporer dengan dalang Sujiwo Tedjo.
"Ini sesuai perintah Ketum PBNU, sekaligus tindak lanjut bedah buku Atlas Wali Songo beberapa saat lalu," kata Ketua LTN PBNU Sulthon Fathoni.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj antusias menyambut pelaksanaan tasyakur hari lahir dengan penampilan pentas seni ini. Menurutnya, seni tak lepas dari penyebarluasan Islam oleh Wali Songo yang sekarang dilanjutkan oleh NU.
"Seni tidak dapat dimanipulasi. Orang NU sudah akrab sekali dengan syair dan puisi, karena sembilan wali sebagai perintis NU sudah mengajarkan nilai keagamaan melalui media tersebut," tegas Kiai Said.
Di usianya yang menginjak 87 tahun, lanjut Kiai Said, NU akan terus mempertahankan kiprahnya dalam membantu Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat. NU juga akan menjadi pengkritik kebijakan Pemerintah, jika dalam prakteknya tidak berpihak kepada rakyat.
Ke depan NU juga ingin menyebarluaskan prinsip toleran dan moderat ke masyarakat dunia, khususnya Timur Tengah, sebagai perwujudan dari cita-cita pendiri NU, Ukhuwah Islamiyah, Wathaniyah, dan Insaniyah.
"Di Timur Tengah ulamanya hebat-hebat dalam penguasaan ilmu agama, tapi tidak mampu menunjukkan manfaatnya untuk kemaslahatan masyarakat. Itu berbalik dengan kita, dan itu yang akan kita tularkan," tuntas Kiai Said.
(Muhammad Saifullah )