SEMARANG - Puluhan hacker yang mengontrak rumah di Jalan Papandayan Nomor 73 Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, dikenal tertutup. Isrina, seorang perempuan yang berjualan makanan ringan di warung persis di seberang rumah kontrakan mereka, mengaku belum pernah melihat satu pun warga China tersebut bersosialiasi.
"Mereka enggak pernah keluar. Kalau keluar naik mobil atau taksi. Warga tidak tahu siapa mereka, karena mereka tidak pernah membaur," kata Isrina di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2014).
Padahal, kata Isrina, mereka sudah menetap di rumah tersebut hampir setengah tahun lamanya. "Sudah lima bulanan mereka tinggal di sini," ujar Isrina menambahkan.
Namun, kata Isrina, para hacker tersebut mengutus seorang pembantu apabila mendadak ingin membeli sesuatu. "Terakhir rewangnya (pembantunya) beli air mineral kemarin di sini. Biasanya kalau mau beli apa-apa pasti utus pembantunya," ungkap Isrina seraya mengaku tidak tahu kegiatan mereka selama ini.
Sejumlah personel polisi menangkap mereka, hari ini. Kepala Polda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Nur Ali, dalam pesan singkat menyakan sebanyak 34 hacker asal Cina berhasil dibekuk polisi. "Penggerebekan hacker-hacker dari warna negara China. 34 orang ditangkap," ungkap Nur Ali menegaskan.
Seorang perwira polisi yang ikut operasi ini menyatakan operasi ini inisiatif langsung dari pusat. Setelah merasa cukup menginterogasi, polisi langsung membawa mereka ke Markas Besar Kepolisian RI. "Soalnya harus cepat. Kita punya waktu 1 x 24 jam untuk memeriksa mereka. Ini langsung menuju Bandara," kata dia seraya menyatakan namanya tidak mau ditulis.
(Muhammad Saifullah )