Mobnas Gandeng Malaysia, Presiden Jokowi Jangan Lupa Esemka

Arief Setyadi , Jurnalis
Minggu 08 Februari 2015 10:25 WIB
Mobnas Gandeng Malaysia, Presiden Jokowi Jangan Lupa Esemka (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, mempertanyakan alasan kerja sama Proton Holding Bhd asal Malaysia dengan perusahaan milik AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari, terkait proyek mobil nasional untuk Indonesia. Selama ini Malaysia kerap merendahkan martabat bangsa Indonesia.

"Kerja sama jangan dengan Malaysia, bukankah Malaysia selama ini merendahkan martabat dan marwah bangsa kita. Mengapa enggak sekalian kerja sama dengan Inggris atau pokoknya selain Malaysia. Banyak saya kira teknologi industri automotif yang mau kerja sama dan setelah itu alih teknologi dengan negara yang sudah maju industri automotifnya selain Malaysia. Alasan kerja sama dengan Proton masti dijelaskan ke publik," katanya kepada Okezone, Minggu (8/2/2015).

Menurut dia, hal ini akan menimbulkan persoalan baru di Tanah Air jika tak segera dicarikan solusinya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apalagi, mantan Wali Kota Solo itu seharusnya ingat dengan peran mobil Esemka yang mengangkat popularitasnya.

"Jokowi sepertinya lupa lautan dan daratan. Tak bisa dipungkiri Jokowi itu tak akan bisa jadi apa-apa kalau bukan karena Esemka. Jokowi terkenal ke pelosok Nusantara karena Esemka. Ketika Jokowi test drive mobil Esemka memijarkan optimisme memiliki mobnas. Jokowi disorot oleh media, emosional publik terbolak balik karena harapan memiliki mobil nasional. Sorotan publik terkonsentrasi ke Jokowi, dukungan publik datang dari mana-mana," terangnya.

Namun, memang saat itu kewenangan Presiden Jokowi terbatas, sehingga ia mengatakan belum dapat dukungan dari negara walaupun pada saat yang sama pesanan Esemka datang dari mana-mana.

"Jadi Jokowi itu naik daun dan namanya populer, pertama karena Esemka dan kedua mengusir pedagang kaki lima tanpa kekerasan alias cara unik yang sangat manusiawi. Sehingga orang kampung saya yang sebelumnya bertanya siapa itu Jokowi, dalam waktu yang tidak terlalu lama dikenal publik. Selain yang ketiga kontribusi dan insentif di pupuk media sehingga Jokowi menjadi populis," pungkasnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya