YOGYAKARTA – Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menutup Kongres VI Umat Islam Indonesia di Yogyakarta disambut demonstrasi oleh kalangan perempuan. Massa yang mengatasnamakan diri Gebrakan Perempuan Indonesia Antikorupsi meminta ketegasan Presiden Jokowi mengenai konflik di tubuh KPK dan Polri.
Dalam aksinya, massa dari kalangan aktivis perempuan itu mengusung kertas dengan beragam tulisan berisi tuntutan di depan Gedung Agung atau Kantor Kepresidenan, Jalan Ahmad Yani, Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Sembilan tuntutan berisi kritikan pada pemerintahan Jokowi-JK, yaitu cukup KPK dilemahkan, cukup pembusukan institusi hukum, cukup koruptor kebal hukum, cukup angkat pejabat korup, cukup kongkalikong dan transaksi politik kotor, cukup rekening gendut, cukup foya-foya dengan uang rakyat, cukup wariskan budaya korupsi, dan cukup pembiaran perampasan sumber daya alam.
Koordinator aksi, Dyah Roesusita, menyatakan tidak akan tinggal diam ketika upaya pemberantasan korupsi terancam. Mereka juga tidak akan tinggal diam ketika menemukan gerakan antikorupsi justru dihadang penguasa.
"Kami tidak akan tinggal diam ketika institusi penegak hukum dilumpuhkan dalam melakukan pemberantasan korupsi, dan bahkan dikuasai pelaku korupsi itu sendiri, " kata Dyah kepada wartawan, Rabu (11/2/2015).