“Gereja Ortodok yakin bahwa negara kami (Mesir) tidak akan berhenti sampai pelaku kejahatan ini menerima pembalasan yang setimpal atas perbuatan keji mereka,” demikian bunyi pernyataan di halaman Facebook gereja, yang dikutip dari Al Jazeera, Senin (16/2/2015).
Libya berada dalam keadaan kacau sejak pemimpin mereka Muammar Gaddafi digulingkan tiga tahun lalu. Kekuasaan sementara Libya gagal mengendalikan keadaan dan mendapatkan perlawanan dari militan yang menggulingkan sang pemimpin.
Kondisi ini sangat cocok bagi ISIS untuk berkembang. Januari 2015 lalu sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di hotel di Tripoli. Ledakan itu menewaskan sembilan orang. Serangan ini diduga dilakukan kelompok Ansar Al Sharia yang berbasis di Derna. Kelompok ini telah menyatakan bergabung dengan ISIS pada Oktober 2014.
(Hendra Mujiraharja)