SURABAYA - Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Haryadi, menilai keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai calon Kapolri membuat dua lembaga KPK-Polri sama-sama tidak happy.
"Keputusan ini bukan win-win solution karena sama-sama tidak happy bagi pihak-pihak yang bertikai baik bagi Polri dan KPK," kata Haryadi usai diskusi Publik dengan tema 'Trah Politik dan Moderenisasi Parpol' di Hotel Sahid, Surabaya, Kamis (19/2/2015).
Ia menjelaskan, keputusan Presiden Jokowi lebih pada meredam bola panas yang liar dan mengalihkan konflik tersebut. Kata Haryadi, untuk sementara bola panas memang teredam. Demikian pula dengan publik yang tidak lagi terbawa suhu panasnya politik.
Haryadi menduga, keputusan yang diambil Presiden Jokowi ini pasti akan menuai pandangan kritis dari parlemen. Pandangan kritis tersebut bisa datang dari PDIP yang notabene partai Presiden Jokowi.
Sekalipun, lanjut Haryadi, dari kacamata konstitusi PDIP menghormati keputusan itu karena hak prerogatif Presiden. "Namun, dari kacamata prosedural, PDIP pasti akan kecewa dengan cara yang ditempuh Jokowi," cetusnya.
Haryadi sendiri belum bisa menebak komunikasi yang akan dijalin oleh Presiden Jokowi terkait penempatan Komjen Budi Gunawan setelah batal dilantik sebagai Kapolri. Presiden pernah meminta pada Komjen BG untuk tetap memberikan kontribusi dalam mengembangkan kepolisian.
(Fiddy Anggriawan )