JAKARTA – Torehan sejarah bangsa ini, meski sekelam apapun, merupakan hak masyarakat untuk tahu yang sebenarnya. Tujuannya tentu demi pembelajaran republik ini ke depannya.
Tepat hari ini 49 tahun yang silam, lahir surat yang jadi titik pergolakan dan transisi perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Supersemar (Surat Perintah 11 Maret 1966).
Menurut sejarawan Universitas Indonesia (UI) J.J. Rizal, misteri Supersemar ini masih patut diperdebatkan, masih layak untuk diingat dan haram dilupakan.
Sebuah surat yang menjadikan Soeharto jadi suksesor Sang Proklamator, Soekarno pascakondisi darurat akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965.