JAKARTA - Suasana ruang Fraksi Golkar di lantai 12, Gedung DPR, Senayan, Jakarta hari ini sedikit berbeda dengan hari-hari biasanya. Sejumlah aparat kepolisian nampak berjaga di area ruangan fraksi partai berlambang beringin itu.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Hendro Pandowo, bahkan sempat menyambangi lokasi. Aksi pengamanan ini, terjadi lantaran tersiar kabar adanya rencana kepengurusan DPP Golkar versi Munas Ancol pimpinan Agung Laksono yang ingin mengambilalih ruangan pimpinan fraksi.
"Polisi siap backup, manakala ada permintaan dari Pamdal (pasukan pengamanan dalam DPR-red)," kata Kombes Hendro di lokasi, Jumat (27/3/2015).
Sejumlah anggota polisi, kata dia, memang ditempatkan di lokasi. Namun, sementara ini pengamanan ruang Fraksi Golkar masih dipercayakan kepada Pamdal DPR.
"Harapan kita aman. Polisi ada dua kompi. Itu yang rutin pengamanan kita di DPR. Karena hari ini ada unjuk rasa juga," katanya.
Sementara itu, anggota Fraksi Golkar, Dave Laksono menilai, pengamanan kali ini terlalu berlebihan. Bahkan, dia menyindir aparat keamanan di ruang pimpinan DPR yang dinilainya tidak seheboh di ruang Fraksi Golkar ini.
Putra dari Agung Laksono itu mengatakan, apa yang terjadi saat ini bukanlah masalah pendudukan ruang fraksi, tetapi pengesahan Menkumham, Yasonna Hamonangan Laoly terhadap kepengurusan Golkar versi Munas Ancol, Jakarta, yang sepatutnya menjadi landasan Fraksi Golkar.
Sementara, Sekretaris Fraksi Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, Fraksi Golkar tidak bisa sembarangan diduduki oleh kubu Agung. Cara semacam itu menurutnya seperti tindakan bergaya preman.
"Ini kayak preman saja mau main usir. Kalau sudah diakui secara kelembagaan di DPR baru boleh bersikap kayak jagoan. Sekarang kan belum bisa," kilah Bambang.
(Rizka Diputra)