Dua WNI Terjebak di Perang Yaman

Era Neizma Wedya, Jurnalis
Kamis 02 April 2015 14:56 WIB
Kelompok Houthi. (Foto: Reuters)
Share :

LUBUKLINGGAU – Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) berusaha mengevakuasi semua warganya yang ada di Yaman. Sampai saat ini, masih ada dua WNI yang terjebak di sana.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Ar Risalah, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Ustadz Muhammad Fahmi Lc, menyerahkan keputusan yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), untuk melakukan pemulangan terhadap santri ponpes yang kini masih berada di negara Yaman.

Fahmi meminta setelah dilakukan evakuasi terhadap empat santrinya yang sedang kuliah di Universitas Al Ahgaff di Provinsi Hadra Maut, Yaman Selatan, pemerintah bisa mengantarnya kembali ke negara tersebut.

"Apabila negara Yaman sudah kembali tertib atau aman, bagaimana kalau mereka diantar ke Yaman lagi. Itu pertimbangan dari kami selaku penghubung santri yang kuliah di sana," jelas Fahmi di Lubuklinggau, Kamis (2/4/2015).

Selain itu, saat melakukan kontak terakhir dengan salah satu santrinya, bernama Faizon, pada Selasa 31 Maret sampai Rabu 1 April, dia belum mendapatkan kabar baik melalui jaringan media sosial FB atau pun WahatsApp.

Dijelakan Fahmi, sulitnya komunikasi dengan santrinya tersebut. Sebab, peraturan Universitas yang melarang mahasiswa maupun mahasiswi memegang handphone. Sebab, hanya satu unit ponsel yang sedianya dipakai ramai-ramai oleh sejumlah mahasiswa.

"Fasilitas yang diberikan kampus hanya jaringan internet, nah itu yang dimanfaatkan oleh Faizon untuk memberikan kabar kepada saya," ungkapnya.

Dia pun sejauh ini belum berani memutuskan kepastian, apakah akan meminta dipulangkan atau tidak, kembali lagi dengan pertimbangan dan meminta pihak KBRI terus memantau keberadaan santrinya serta WNI lainnya.

"Ya kalau tidak harus pulang kenapa harus pulang, semuanya kita serahkan kepada pemerintah," ungkapnya.

Seperti diketahui, empat WNI yang saat ini tinggal di Yaman dalam kondisinya aman. Mereka adalah santri lulusan Pondok Pesantren Modern SMA Terpadu Ar Risalah dari Kota Lubuklinggau, yang mengenyam bangku pendidikan kuliah di negeri tersebut.

Keempatnya adalah Sutarni warga Trans Mandala Kabupaten Musirawas, Afiqoh Mustafiroh warga Palembang, Bela Patricia warga Lubuklinggau yang kedua orangtuanya menetap di Palembang dan Ahmad Faizon Billah, warga Jalan Keramat Nomor 179 RT 5 Kelurahan Cereme Taba, Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau.

Mereka berempat saat ini berada di Provinsi Hadra Maut Yaman Selatan. Tempat mereka paling aman karena jauh dari huru-hara.

(Hendra Mujiraharja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya