Gedung STOVIA, Saksi Bisu Para Pencetus Harkitnas

Randy Wirayudha, Jurnalis
Rabu 20 Mei 2015 06:29 WIB
Gedung "Dokter-Djawa School" cikal-bakal STOVIA (Foto: Wikipedia)
Share :

DARI mana Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap tanggal 20 Mei lahir? Dari sebuah organisasi pergerakan yang bernama Boedi Oetomo. Tapi di mana pula mereka bisa membuat organisasi kepemudaan yang mencetak para pemikir akan kesadaran nasional?

Gedung STOVIA jawabannya. Di sanalah dicetak para pemuda dan pelajar kedokteran pribumi di awal abad 20 yang menggagas tentang hari depan bangsa yang di kemudian hari disebut Bangsa Indonesia.

Di salah satu ruang belajar STOVIA ini pula, Dr. Sutomo, Goenawan Mangoenkoesoemo dan Dr. Wahidin Soedirohoesodo mencetuskan organisasi Boedi Oetomo, tepatnya di hari Minggu, 20 Mei 1908 pagi.

Tentu tak lengkap rasanya jika mengupas soal Harkitnas, kalau tak pula menguraikan tentang seluk-beluk dan sejarah gedung yang didirikan pada Maret 1902 tersebut.

STOVIA atau akronim dari School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, awalnya sebuah sekolah kedokteran gratis bernama "Dokter-Djawa School" yang didirikan pemerintah Hindia-Belanda, untuk mencetak para ahli medis demi menanggulangi sejumlah wabah penyakit di Batavia (kini Jakarta) kala itu.

Bayangkan jika dibandingkan di masa sekarang, di mana setiap pemuda yang ingin masuk sekolah kedokteran mesti merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah. Bahkan di STOVIA, para pelajar ilmu kedokteran itu masing-masing diberi uang saku 15 gulden per bulannya.

Kenyataan itu membuat pemuda Indonesia yang cukup terpelajar, meski bukan dari golongan bangsawan macam Dr. Wahidin, Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan adiknya Goenawan, bisa mengenyam pendidikan gratis yang disediakan pemerintah kolonial.

Pergerakan yang mereka cetuskan tentu juga tak lepas dari peran Ernest Douwes Dekker. Figur dengan nama lain Danudirja Setiabudhi itu tinggal tak jauh dari STOVIA dan para pelajar kedokteran itu sering mempelajari soal gerakan nasional di perpustakaan milik Dekker.

Lantaran mulai banyaknya animo pemuda yang masuk STOVIA, akhirnya sekolah kedokteran itu dipindah ke Salemba yang kini digunakan sebagai bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sementara saat ini Gedung STOVIA yang bertempat di Jalan Abdurrahman Saleh No.26, Jakarta Pusat, dialihfungsikan sebagai Museum Kebangkitan Nasional.

Museum dengan atmosfer yang asri dan dilengkapi berbagai koleksi, seperti ruang belajar para mahasiswa STOVIA masa lampau, beragam patung tokoh-tokoh Boedi Oetomo, diorama, maket serta sketsa dan 2.042 barang koleksi lainnya.

(Randy Wirayudha)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya