Jokowi Keliru Sejarah Soekarno, Ngeri jika Presiden Sering Salah

Randy Wirayudha, Jurnalis
Kamis 04 Juni 2015 13:07 WIB
Presiden RI Joko Widodo (kiri) (Foto: Heru Haryono/Okezone)
Share :

“Apabila terus menerus sering salah, potensial akan menjadi kebiasaan, dan sangat berbahaya bila kebiasaan ini dibiarkan dan diakui lalu menjadi konvensi ketatanegaraan. Tentu tidak lucu,” lanjutnya, Kamis (4/6/2015).

“Jelas konvensi ketatanegaraan lahir dari kebiasaan praktik bernegara yang diakui dan dijalankan untuk mengisi kegiatan ketatanegaraan, yang tidak diatur secara positif. Bagaimana jadinya bila konvensi ketatanegaraan lahir dari kebiasaan negatif dan buruk?,” tambah Mei Santoso.

Agar tak terjadi kesalahan keempat, kelima dan seterusnya yang mungkin bisa menghancurkan wibawa Jokowi, harus dilakukan evaluasi terhadap para pembantu Presiden.

“Evaluasi secara total terhadap supporting system lembaga kepresidenan yang ia pimpin. Lembaga-lembaga di lingkar dalam Presiden seperti Staf Kantor Kepresidenan, Setneg dan Setkab, harus ditegur dan dievaluasi agar memberikan masukan yang tepat kepada Presiden,” imbuhnya lagi.

“Kita beruntung. Dalam negara kita tidak menganut 'the king can do no wrong'. Kepala negara dianggap tidak pernah salah. Kalau ini dianut dan Presidennya sering salah, bah ngeri kali negeri kita ini,” tandasnya.

(Randy Wirayudha)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya