YOGYAKARTA – Pekerja bangunan pemugaran talud saluran air di wilayah Kalasan, Yogyakarta, mendapati ratusan batu Candi Prambanan digunakan sebagai bahan baku untuk membangun talud.
Menurut seorang pekerja bangunan bernama Slamet, pertama kali temuan ratusan batu Candi Prambanan digunakan sebagai bahan baku talud pada Kamis 27 Agustus. Ia mengatakan, batuan candi tersebut digunakan sebagai dinding dan dasaran sungai. Hal ini diketahui masih banyak batuan yang belum diekskavasi dari lokasi.
"Itu sepanjang dasaran masih ada (batu) banyak. Pertama kali ditemukan dua batu bentuk kotak, sekira pukul 09.00," katanya saat ditemui di lokasi, Senin (31/8/2015).
Oleh pekerja, temuan ini langsung dilaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi.
Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti, membenarkan adanya temuan ratusan batu candi yang digunakan oleh warga untuk bahan baku saluran air tersebut.
"Warga menemukan lebih dari 100 blok. Langsung kita panggil steller (penyusun batu candi) Candi Prambanan. Ternyata benar, itu dari Candi Prambanan," kata Wahyu Astuti.
Ia menuturkan, mulai hari ini bebatuan tersebut dibawa ke area Candi Prambanan untuk diamankan.
Dari pantauan di lokasi, talud sepanjang 100 meter peninggalan belanda itu mulai dipugar. Batu-batu besar tampak berserakan di dalam talud sedalam sekira 3 meter tersebut.
Wahyu Astuti mengatakan, sebelum ada Undang-Undang Perlindungan Cagar Budaya, banyak masyarakat yang menggunakan batuan candi yang memang banyak ditemukan di wilayah Yogyakarta untuk bahan baku pembangunan. Kebetulan, batuan candi sangat berlimpah dan mudah diangkut. Bentuknya pun tergolong bisa menyesuaikan, karena tidak terlalu besar.
"Memang masa lalu, belum ada undang-undang, dan banyak batu yang digunakan untuk pembangunan stasiun atau landasan rel dan tanggulnya," ujarnya.
(Fransiskus Dasa Saputra)