Pantangan
Menanggapi kejadian ini, seorang ahli ilmu kebatinan yang ada di kawasan Jalan Swadaya I, Desa Bandar Setia, Percut Sei Tuan, Sri Hadianto Putro mengaku prihatin dengan kejadian ini. Dia menilai masih saja ada orang-orang yang menghalalkan segala cara guna mendapatkan keuntungan. Halal dan haram tak jadi persoalan lagi, apalagi sampai berubah wujud seperti babi, (babi ngepet, red).
“Zaman semakin tua, peradaban juga semakin tua. Kejadian-kejadin seperti ini kok masih saja terjadi. Bukan mudah untuk melakukan ritual seperti babi ngepet ini. Jadi teringat cerita-cerita zaman dulu. Dan memang menurut yang saya pahami dan pelajari di dunia kebatinan. Ilmu seperti itu memang dulu ada, dan sekarang ilmu seperti babi ngepet ini memang sudah langka,” kata pria yang menamatkan pelajaran kebatinan ini dari Padepokan Al Barokah Insani, Titi Kuning Medan.
Master, panggilan akrabnya, mengatakan biasanya sebelum mendapatkan ilmu dan mantra babi ngepet ini, sesorang harus mengorbankan apa yang paling berharga dari hidupnya. “Biasanya salah satu anggota keluarga kita yang sedarah harus menjadi tumbal. Karena ini ilmu iblis. Berbeda yang kami pelajari berdasarkan ayat-ayat Alquran dan doa. Dan ilmu babi ngepet ini bagi yang memilikinya tidak boleh serakah, apalagi mengambil uang atau harta orang-orang miskin, atau juga uang yang ada di kotak amal masjid. Coba kalau dia berani,” kata Hadiyanto didampingi muridnya Gus Amat.
Hadiyanto juga memberi saran agar warga berjaga-jaga dan selalu waspada, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Rumah yang didalamnya dihuni oleh orang-orang yang selalu berzikir dan menegakkan ibadah, salat malam, kecil kemungkinan akan didatangi sosok babi ngepet. Insya Allah saya akan membantu menyelesaikan persoalan ini secara suka rela, karena saya juga tinggal di wilayah Bandar Setia,” kata Hadiyanto lagi.
Amat menambahkan, sosok babi ngepet seperti yang diceritakan warga Bandar Setia ini, bukanlah mahkluk yang tak punya pantangan. “Babi ngepet ini muncul sebelum fajar menyingsing sekira pukul 04.00 Wib. Sebelum waktu itu tiba dia harus sudah kembali ke asalnya, jika tidak akan terjadi bencana dalam dirinya. Babi jadi-jadian ini juga sangat takut mendengar suara adzan,” jelasnya.
Dikatakannya lagi, biasanya sosok babi ngepet ini akan terkena sial jika bertemu monyet. “Saya tidak menyuruh memelihara monyet, tapi hanya sekadar memberi saran. Selain menegakkan kalimah Allah, berdzikir dan salat malam. Selagi itu tak melanggar syariat, saya rasa tak ada salahnya,” demikian kata Amat.
(M Budi Santosa)