JAKARTA - Pembelian helikopter VVIP untuk Skuadron 45 TNI AU menuai polemik. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menegaskan pihaknya memiliki alasan untuk tidak memesan helikopter produksi PT Dirgantara Indonesia.
"Tolong dicatat, jangan dipotong-potong. Jadi, sebetulnya TNI AU sebelum melakukan renstra pasti mengevaluasi renstra periode yang lalu," ujar Agus di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/11/2015).
Dari renstra sebelumnya tersebut, Agus memastikan pihaknya telah membeli helikopter 12 Superpuma dari PT DI dan bekerja sama dengan Airbus. Tak hanya itu, prajurit matra udara juga pernah membeli enam helikopter Cougar buatan Airbus melalui PT DI.
"Cougar juga kita beli, itu renstra 2010-2014. Seharusnya cougar datang Mei 2015, tapi tidak semudah itu. Amendemen semoga 2016 sudah masuk PT DI, tapi belum kami terima karena ada pending item," imbuhnya.
Karena itu, mantan Kasum TNI ini menginginkan pembelian helikopter yang lengkap dan baru. Agus menyatakan tak ingin mengulangi pengadaan alutsista di periode sebelumnya.
"Kami (ingin) memecahkan masalah, bedanya renstra sebelumnya membeli (alutsista) yang tidak lengkap, tidak baru. Nah, masalah banyak dan tidak semudah itu, renstra beli heli angkut kita lihat PT DI kerjasama dengan siapa," pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )