RIYADH – Konflik antara Arab Saudi dengan Iran nampaknya belum akan usai dalam waktu dekat ini. Meski mendapatkan banyak tawaran mediasi dari beberapa negara termasuk Indonesia, kedua negara berbeda sekte ini masih saling mengasapi satu sama lain.
Terbaru, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al Jubeir mengatakan negara kerajaan tersebut akan mengambil langkah yang lebih keras lagi dari pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers usai mengadakan pertemuan luar biasa dengan para Menlu dari Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
“Kami berencana melakukan tindakan lebih lanjut kepada Iran jika mereka tetap berperilaku seperti sekarang ini,” tegas Jubeir, seperti diberitakan Reuters, Minggu (10/1/2016).
“Eskalasi datang dari Iran bukan dari Arab Saudi ataupun GCC. Kami sedang mengevaluasi perilaku Iran dan akan mengambil langkah untuk membalas mereka. Segalanya akan segera jelas di masa depan,” lanjut pria berkepala plontos itu.
Jubeir tidak merinci apa langkah lanjutan yang akan diambil terhadap Iran. Yang jelas usai pertemuan, GCC mengutuk keras aksi yang disebut sebagai intervensi Iran terhadap urusan dalam negeri Arab Saudi serta kawasan. GCC sendiri diketahui berisi negara-negara sahabat Arab Saudi seperti Bahrain, Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab (UAE).
Pria 53 tahun itu juga menuturkan negaranya sudah meminta Organisasi Kerjasama Islam (OKI) -di mana Iran merupakan salah satu anggota- untuk segera melakukan konferensi luar biasa untuk membahas serangan terhadap perwakilan mereka di Teheran dan Mashhad.
Iran sendiri menuding Arab Saudi sebagai penyebab krisis diplomatik antara kedua negara karena dinilai melakukan provokasi dengan mengeksekusi mati ulama terkemuka Syiah Syeikh Nimr al Nimr.
(Wikanto Arungbudoyo)