Kabar ini segera menuai protes dari beberapa pihak. Masyarakat menilai sekolah terlalu keras menindak para siswanya.
“Sungguh tragis bahwa anak-anak berumur empat tahun ke bawah harus dikeluarkan secara permanen dari sekolah. Kasus ini menunjukkan mereka adalah anak-anak yang tidak bahagia dan bermasalah. Mereka bisa jadi mendapat perlakuan buruk di rumah dan bersikap buruk juga di sekolah sebagai ungkapan minta tolong. Pengusiran seperti ini justru merusak masa depan mereka,” ucap Davina Ludlow yang sehari-hari juga bekerja sebagai guru TK.
Ludlow berpendapat seharusnya sekolah menjadi tempat yang mampu berperan penting dalam mendukung pembentukan karakter yang lebih baik bagi anak-anak tersebut sebelum semua menjadi terlalu terlambat untuk disesali.
Meski begitu, pihak sekolah merasa keputusan yang mereka ambil ialah yang terbaik. Seiring banyaknya protes dari para orangtua yang anak-anaknya tersakiti tanpa alasan yang jelas di sekolah. Ditambah para guru dan staf yang merasa sangat terganggu dengan serangan para balita tersebut.
(Silviana Dharma)