Dataran Tinggi Golan, Tanah Sengketa di Batas Empat Negara

Silviana Dharma, Jurnalis
Jum'at 29 April 2016 07:05 WIB
Dataran Tinggi Golan. (Foto: Reuters)
Share :

Dalam sidang Dewan Keamanan (DK) PBB di New York pada Selasa 26 April 2016, sekira 15 anggota DK sepakat status Dataran Tinggi Golan tetap berada di bawah pengawasan PBB dan Negara Zionis itu perlu mencabut klaimnya atas Golan.

Sengketa Ratusan Tahun

Sengketa dataran tinggi berbatu di barat daya Suriah itu, telah berlangsung sejak abad kedua Masehi. Letak geografisnya yang berbatasan dengan empat negara, yakni Israel, Suriah, Lebanon dan Yordania, menyebabkan Dataran Tinggi Golan rentan perebutan kedaulatan wilayah.

Dimulai dari era pemerintahan Kerajaan Amorite di Bashan pimpinan Manusia Raksasa Raja Og. Seperti yang tercatat dalam Kitab Perjanjan Lama, Nabi Musa mengomandoi bangsa Israel merebut dataran tinggi yang subur itu dari tangan Raja Og. Seluruhnya, 60 kota di wilayah Argob, dijarah oleh Bangsa Israel atas nama Tuhan.

Sebelumnya, pada 20 Sebelum Masehi (SM), dataran tinggi yang berbatasan dengan Sungai Yarmouk di selatan itu merupakan peninggalan Raja Herodes Agung untuk putranya, Herodes Filipus. Beribukota di Kaisarea-Filipi, kawasan itu terus diwariskan secara turun temurun hingga menjadi hak milik Agripa I pada tahun 37.

Setelahnya, tanah bebatuan yang berbatasan dengan Danau Galilea dan Lembah Hula di bagian barat tersebut, dengan segera menjadi perebutan panjang antara Raja-Raja Israel dan Orang Aramean yang berbasis di dekat Damaskus. Perang Israel-Arab pun ikut berkecamuk demi merengkuh Dataran Tinggi Golan ke dalam pelukan. Bangsa Iturea, Arab, dan orang-orang Aramaic pun menduduki wilayah itu pada abad kedua Masehi hingga akhir masa kejayaan Kekaisaran Romawi Timur.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya