Naik turun gunung, berlari dan mengendap di hutan, bersembunyi di antara pepohonan menjadi rutinitas mereka. Diawasi oleh 20 militan Alan Bagade, mereka dijaga bergantian, siang dan malam.
Sewaktu-waktu, barangkali ketika perundingan dengan pihak pemerintah Filipina dan Indonesia berlangsung alot. Mereka menunjukkan video penyayatan leher warga negara lain yang pernah mereka sandera.
"Kalau misalkan rakyat Indonesia enggak perjuangkan kalian, nasib kalian akan jadi seperti ini (sambil menunjukkan video eksekusi). Itu bikin kami takut, bukan karena takut ditembak tetapi takut dipotong leher," cerita Dede.
Di antara keempatnya, Syamsir mengungkap kawannya, Loren Marinus Petrus Romawi, menjadi yang paling sering mengalami kekerasan. Terutama ketika dia berjalan sangat lambat, para ekstremis itu tidak segan-segan menendangnya.
(Randy Wirayudha)