Tsai Ing-wen, Presiden Baru Taiwan di Jajaran Perempuan Paling Berpengaruh

Silviana Dharma, Jurnalis
Rabu 08 Juni 2016 12:04 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Foto: Forbes)
Share :

Ia kemudian bergabung dengan Partai Demokrasi Progresif pada 2004. Menjadi Menteri Urusan China Daratan pada 2000-2004, lalu menjadi wakil ketua Republik China pada 2006-2007. Sehingga jika membahas mengenai politik, latar belakang hukumnya jelas sudah sangat membantu, setidaknya untuk memahami kinerja sistem pemerintahan dan kebijakan negara.

Berkecimpung di bidang urusan antara China dan Taiwan sebagai negara yang terpisah, Ing-wen juga sudah terbukti berpengalaman. Itulah yang jadi bekalnya untuk meraih kursi kepresidenan. Internal partainya sendiri mendukung kemerdekaan Taiwan seutuhnya dari China. Dia pun bertekad akan tetap mempertahankan status quo dengan China jika dia menjadi presiden.

“Saya percaya, hubungan lintas selat akan tetap stabil. Konsensus 1992 adalah sebuah pilihan, tetapi itu bukan satu-satunya (jalan keluar),” tegasnya kala itu.

Kedua, perempuan berdarah Hakka ini ternyata mulai dikenal masyarakat karena kecakapannya dalam membereskan permasalahan internal partainya. Ia jugalah yang memperbaiki nama DPP yang rusak akibat skandal korupsi pada masa kepemimpinan Chen Shui-bian. Tak heran, pada 2008, dia dilirik pantas mengemban tanggung jawab sebagai ketua umum Partai DPP.

"Dalam masyarakat demokratis yang matang, jika tidak ada partai oposisi yang kuat, maka politik demokratis kemungkinan besar akan mengalami kemunduran. Saya tidak akan pernah bisa memaafkan diri saya sendiri, jika saya memilih untuk tidak melakukan apa yang saya tahu saya bisa," tulis Tsai dalam salah satu bukunya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya