DEMAK - Beginilah keseharian Sukiman, veteran asal Desa Waru, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Meski usianya telah mencapai 90 tahun lebih, namun mantan pejuang kemerdekaan itu hampir tak pernah berdiam diri di rumah.
Hari-harinya dihabiskan untuk berkebun dan memelihara belasan kambing yang berada di samping rumahnya. Hasil berkebun dan beternak kambing itu telah mengantarkan tujuh anaknya bisa hidup mandiri.
Istrinya, Kasmiah sudah meninggal tiga tahun lalu. Sukiman kini memilih hidup sendiri, menolak tinggal bersama anak atau cucu-cucunya.
Masih lekat dalam ingatan Sukiman masa-masa perjuangan melawan penjajah, Belanda. Meski pendengarannya mulai berkurang sekarang, namun dia bisa dengan jelas menceritakan kisah keberanian para pejuang mengusir kompeni.
Kala itu Sukiman bertugas sebagai penjaga markas sekaligus juru masak bagi pejuang. Ia pun harus mewaspadai setiap orang yang datang ke markas agar tak disusupi mata-mata musuh.
“Dulu selalu mewaspadai jika ada mata-mata. Misalnya jika pada saat makan ada sambal wijen, nah mata-mata itu kan enggak tahu menunya jika ada sambal wijen. Maka dia adalah mata-mata, lalu kita tangkap,” ujarnya, Kamis (11/8/2016).
Sukiman telah mendapatkan hak-hak sebagai legiun veteran sejak 1960-an. Sekarang setiap bulan dia mendapatkan tunjangan dari pemerintah sekitar Rp1,6 juta . Sukiman menabung uang tersebut bersama hasil berkebun dan beternak untuk dibagi-bagikan kepada anak cucunya.
(Abu Sahma Pane)