Belum Ihram Terlanjur Masuk Makkah, 42 Jamaah Haji Dikembalikan ke Bir Ali

Mohammad Saifulloh, Jurnalis
Senin 22 Agustus 2016 14:15 WIB
Foto: Mohammad Saifulloh/Okezone
Share :

MAKKAH - Sebanyak 42 jamaah haji Kloter 2 Banjarmasin yang sudah sampai di Makkah sejak Sabtu lalu, hari ini dikirim kembali ke tempat miqot di Bir Ali, Madinah. Ada sebuah insiden yang membuat mereka tidak berihram di Bir Ali saat perjalanan dari Madinah ke Makkah akhir pekan lalu.

"Jamaah senang sekali dan berterimakasih kepada Kadaker (Makkah), karena sudah mengurus proses panjang ini. Hari ini akhirnya kami diberangkatkan kembali ke Bir Ali," ujar Pembimbing Ibadah Kloter 2 Banjarmasin, H Saubari MPdi di Hotel Surra Man Raa Pemondokan 602, Syisyah, Makkah, Senin (22/8/2016).

Berihram merupakan salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan. Bilamana ditinggalkan, maka hajinya tidak sah. Ihram sendiri ada dua jenis, yaitu ihram zamani dan ihram makani. Yang pertama adalah berniat mengerjakan ibadah dalam waktu tertentu, yaitu bulan haji. Sementara yang kedua adalah niat dilakukan di tempat-tempat yang sudah ditentukan dengan memakai pakaian ihram. Dalam kaitan ini, untuk jamaah haji Indonesia yang mendarat di Madinah, mengambil miqot dari Bir Ali.

Insiden tidak berihramnya puluhan jamaah haji ini akibat ulah sopir bus yang tidak membawa para penumpang dari pemondokan ke Bir Ali terlebih dahulu untuk berihram, dalam perjalanan dari Madinah ke Makkah pada Jumat petang.

Sadar bahwa bus yang berada di posisi paling depan dari 7 bus jamaah, tidak berhenti di tempat yang telah ditentukan, ketua rombongan 1 kloter 2 Banjarmasin, Nurfahmi Jawawi, lantas menanyakan kepada sopir kapan bus berhenti di Bir Ali. "Sopir cuma bilang hunaaka (di sana)," ujarnya.

Melihat situasi semakin memburuk, Nurfahmi lantas mengontak ketua kloter 2 Banjarmasin, H Khairannoor, menggunakan ponsel tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) dokter Laura Permata, namun tidak berhasil. Komunikasi dengan rombongan bus lain baru berhasil dilakukan saat Nurfahmi mengontak pembimbing ibadah, H Saubari.

"Saya sarankan kepada jamaah agar teriak bareng-bareng agar sopir putar balik ke Bir Ali karena posisi bus sudah lewat, tapi respons sopir malah marah-marah dan membunyikan klakson terus menerus," tutur Nurfahmi.

Dokter Laura sendiri menjelaskan saat itu sudah pukul 21.00 WAS dan bus sudah berada sekira 200 kilometer dari Madinah. Sopir menolak kembali ke Bir Ali dan berucap kata-kata yang tidak dimengerti dengan nada tinggi.

"Sopirnya bicara Bahasa Arab dengan nada keras dan menunjuk-nunjuk ke arah Makkah. Kita hubungi sektor dan daker, orang daker telepon, ada 3 kali komunikasi tapi tidak berhasil (membujuk sopir kembali ke Bir Ali)," terang dokter Laura.

Bus akhirnya terus melaju ke Makkah dan menurunkan para penumpang di pemondokan pada pukul 03.00 WAS pada Sabtu waktu setempat. Pagi ini, Senin (22/8/2016), wajah-wajah lelah dan nelangsa para jamaah, berubah sumringah. Kesabaran mereka menghadapi musibah terbayar sudah. Pihak Kadaker Makkah memutuskan mereka akan dibawa kembali ke Bir Ali untuk berihram sehingga ibadah hajinya akan sah.

"Tak ada biaya dibebankan ke jamaah. Jamaah terimakasih kepada Kadaker, proses yang panjang itu, mulai Sabtu, Minggu, hari ini terbayar sudah. Dua hari 24 jam kami menyabarkan jamaah yang belum umrah wajib tapi Alhamdulillah berkat kesabaran kami akhirnya bisa berihram," ujar Saubari.

Bus yang berangkat dari Makkah sekira pukul 08.55 WAS rencananya membawa para jamaah ke Bir Ali yang berjarak 480 kilometer dari Makkah. Setelah sampai di sana para jamaah dipersilahkan salat sunnah, berniat, dan memakai pakaian ihram, lalu kembali ke pemondokan di Hotel Surra Man Raa Pemondokan 602, Syisyah, Makkah.

“Jamaah yang kondisinya bugar lanjut umrah wajib, yang lelah kita istirahatkan dulu. Yang penting umrah mereka kita fasilitasi," ujarnya.

Kabar kepastian jamaah diberangkatkan ke Bir Ali pada pagi ini disambut riang gembira. Beberapa jamaah tampak tak mampu membendung linangan air mata saat doa pelepasan yang dipimpin konsultan bimbingan haji. “Cukup kami saja yang seperti ini. Alhamdulillah akhirnya ada solusi,” ucap Herli Susilowati, salah seorang jamaah dengan mata berkaca-kaca.

Pembimbing Ibadah Haji, Subairi menuturkan, salah satu jamaahnya yang sakit, Zaini, bahkan langsung bersemangat dan merasa tubuhnya merasa membaik setelah mendengar ada keputusan diberangkatkan ke Bir Ali pagi ini.

Kadaker Makkah Arsyad Hidayat dalam kesempatan ini menyampaikan sudah menjadi kewajiban PPIH Arab Saudi untuk memfasilitasi para jamaah yang terlewat tidak mengambil miqot di Bir Ali. “Bagi kami ini kewajiban mengembalikan jamaah ke Bir Ali, karena ini bagian dari ibadah. Ada jamaah yang sudah 8 tahun menunggu, ini ibadah haji pertama, harus sempurna, apa kata orang kalau sudah di tanah suci tidak miqot di Bir Ali. Ini akan jadi pertanyaan di tanah air,” ulasnya.

Sementara itu, konsultan pembimbing ibadah haji PPIH Arab Saudi Prof Aswadi Syuhadak Nuruddin menuturkan, pihaknya telah mengkaji persoalan ini dari kacamata hukum agama. Ada beberapa alternatif menjawab permasalahan ini. “Pilihannya dua, kembali ke Bir Ali atau bayar dam tanpa ke Bir Ali,” ulasnya.

Faktanya, setelah ditawarkan alternatif solusi, jamaah memilih kembali ke Bir Ali. Meski hal ini tak mudah namun PPIH Arab Saudi tetap mengupayakan sebaik mungkin, termasuk mencarikan surat jalan untuk jamaah, karena ada aturan bahwa jamaah yang sudah masuk Makkah tak boleh keluar lagi. Jarak tempuh ke Bir Ali yang berjarak 480-an kilometer dari Makkah juga menjadi kendala lain bagi para jamaah, karena berpotensi menimbulkan kelelahan. Lantaran itu disertakan TKHI dalam rombongan jamaah ke Bir Ali.

“Kalau nanti ada halangan, tidak boleh keluar ke Bir Ali misalnya, baru ada alternatif lain, di antaranya miqot dari Juhfah atau Rabigh, pilihan itu baru bisa kalau sudah ada kondisi darurat. Itu makanya tim konsultan bimbingan ibadah disertai dokter, bahkan ini berangkatnya pagi, kenapa? Biar agak panjang waktunya karena ada urusan administrasi, layanan bimbingan, jamaah ini disertai pembimbing dari sektor dan daker. Jadi ini bukan sekedar balik ke Bir Ali, tapi ada pertimbangkan kesehatan jamaah, perjalanan yang berat, dan keamanan. Jangan sampai terjadi kedua kali (jamaah tidak berniat di miqot),” pungkasnya.

(Risna Nur Rahayu)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya