AMATRICE – Gempa susulan berkekuatan 4,7-4,8 skala Richter (SR) kembali menghantam Italia pada Jumat 26 Agustus. Akibatnya, dua akses jalan utama menuju Kota Amatrice rusak dan terputus. Tak pelak, warga Kota Amatrice semakin terisolasi. Regu penyelamat juga semakin kesulitan mencari korban selamat yang mungkin masih tertimbun reruntuhan.
Guncangan pertama yang berdaya 6,2 SR pada Rabu 24 Agustus saja sudah menghancurkan tiga perempat Amatrice. Ditambah dengan gempa susulan, jembatan penghubung ke kota di daerah pegunungan itu pun tak kuasa ambruk seketika, memaksa petugas tanggap bencana untuk menutupnya.
Wali Kota Amatrice, Sergio Pirozzi memastikan sedang memikirkan jalan keluarnya bersama para pejabat terkait. Mereka kini sedang berusaha mencari jalan alternatif untuk mengevakuasi korban yang tersisa.
“Kami berharap Tuhan turut bekerja dalam perkara ini, karena jika tidak, jalan yang rusak ini benar-benar akan memutus akses satu-satunya ke jalan utama. Di sisi lain, kami juga harus memastikan Amatrice tidak terisolasi dan berisiko tidak mendapatkan bantuan,” ujar Pirozzi, seperti dikutip dari Independent, Sabtu (27/8/2016).
Sebelum jembatan itu ambruk saja, regu penyelamat sudah kesulitan mondar mandir. Ratusan petugas penyelamat bolak-balik hanya pada satu jalur itu untuk masuk dan keluar dari Amatrice. Mobil-mobil pemadam kebakaran, petugas medis dan truk-truk pengangkut batu hanya bisa bergantian bergerak di satu jalan yang sama.
Para korban meninggal dibawa mobil ambulans ke hanggar di bandara Ibu Kota Provinsi Rieti. Di sana empat truk pendingin putih besar untuk mengawetkan jenazah telah terparkir. Peti pendingin mayat itu sengaja disiapkan untuk keadaan darurat.
Amatrice menjadi satu dari empat kota di Italia yang paling parah terdampak bencana alam ini. Sedikitnya 278 orang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sekira 200 di antaranya berasal dari Amatrice.
Foto: Wali Kota Amatrice, Sergio Pirozzi
Tahun lalu, Amatrice dinobatkan sebagai kota kuno paling indah di Negeri Piza. Akan tetapi, sekarang tidak satu pun bangunan berdiri tanpa kerusakan di Amatrice.
“Amatrice akan diratakan dengan tanah. Tidak ada malam yang akan bertahan begitu lama sehingga matahari tidak mampu bersinar lagi. (Jadi) saya yakin bahwa Amatrice akan bangkit kembali. Kami berutang pada mereka yang telah meninggal di kota ini,” kata Pirozzi.
Meski demikian kondisinya, Pirozzi meminta dengan sangat agar kaum muda tidak pergi meninggalkan kota itu setelah musibah ini. Ia berharap mereka akan tetap tinggal untuk menjaga kelestarian komunitas. (Sil)