BERDASARKAN penelitian terbaru yang dilakukan oleh lembaga internasional untuk kerjasama dan pengembangan ekonomi (OECD), Denmark dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia. Hal tersebut dapat diukur dari segi keseimbangan antara kerja dan kehidupan lainnya, hubungan sosial, kualitas lingkungan, keterlibatan masyarakat, pendidikan dan keterampilan, pekerjaan dan pendapatan, kesejahteraan subjektif dan keamanan pribadi.
Apa yang membuat Negara Nordik paling kecil ini diakui sebagai negara paling berbahagia di dunia? Semua itu dijawab dalam sebuah buku karangan pakar kebahagiaan, Meik Wiking yang dibubuhi judul ‘The Little Book of Hygge’.
Kata Hygge di sini dibaca hoo-gah dan terjemahannya sejauh ini beragam alias belum ditemukan kata yang tepat untuk mengartikannya. Hygee menurut bahasa Denmark dapat diartikan sebagai kenyamanan, rukun dan hangat. Ketiga hal tersebut menjadi gaya hidup yang dikedepankan warga negara Denmark dan disebut-sebut menjadi kunci sukses kebahagiaan mereka.
Secara lebih lengkap, Wiking memaparkan ada tujuh alasan Denmark bisa dijadikan acuan negara paling bahagia di dunia. Berikut ini Okezone merangkumnya dari Independent, Selasa (27/9/2016).
7. Kebersamaan
Meik Wiking menulis dalam bukunya bahwa orang Denmark memandang pembangunan hubungan sosial penting untuk menentukan kebahagiaannya. Oleh karena itu, menghabiskan waktu bersama keluarga, seperti makan malam bersama setiap hari adalah hal yang penting.
“Bekerja sampai lewat pukul 17.30 berarti kantormu adalah kamar mayat. Bekerja pada akhir pekan, orang Denmark akan berpikir Anda gila,” katanya mengutip kesaksian jurnalis The Guardian, Cathy Strongman yang waktu itu baru saja pindah dari London ke Copenhagen.
6. Makanan dan Minuman
Permen, kue, kopi dan cokelat panas adalah hidangan favorit orang Denmark. Bahkan mengonsumsi daging babi tiga kilo setahun normal-normal saja bagi mereka.
“Hygge adalah tentang menjadi baik kepada diri sendiri, memanjakan diri sendiri. Sementara membiarkan lainnya hidup tanpa tekanan untuk menjalani diet sehat,” terangnya.
5. Rumah
Rumah yang nyaman menjadi kunci utama gaya hidup orang Denmark. Ungkapan ‘rumahku, istanaku’ bisa dijadikan gambaran yang tepat untuk menunjukkan betapa penting artinya sebuah rumah bagi mereka.
Tidak hanya difungsikan sebagai tempat tinggal dan berlindung, rumahnya juga selalu dirancang dengan sebaik mungkin agar menyenangkan untuk jadi tempat berkumpul bersama orang terkasih. Di antara negara-negara di Eropa, penduduk Denmark rata-rata memiliki rumah yang cukup besar.
4. Natal
Hari Natal menjadi perayaan favorit setiap tahun. Sebenarnya tradisi perayaannya tidak jauh berbeda dengan Inggris, Amerika Serikat dan negara lain di dunia. Akan tetapi, orang Denmark memanfaatkan momen setahun sekali ini dengan perencanaan yang matang dan pemikiran yang mendalam, serta sebagai evaluasi terhadap konsep hidup mereka.
3. Cahaya
Usut punya usut, orang Denmark ternyata tergila-gila dengan cahaya. Lilin menjadi barang wajib di setiap rumah tangga. Hasil studi Happiness Research Institute (tempat Wiking bekerja) mengungkap, 85 persen orang Denmark mengasosiasikan gaya hidup hygge dengan lilin, sedangkan 28 persen lagi menyalakan lilin setiap harinya.
“Lilin menciptakan suatu emosi kebahagiaan dan kenyamanan,” ujar Wiking mengutip pernyataan Duta Besar Amerika untuk Denmark.
2. Ibu Kota: Copenhagen
Kebahagiaan lainnya tercermin sudah di ibu kota mereka tercinta, Copenhagen. Berbagai tempat wisata paling hyggelig ada di sini, mulai dari restoran yang menjual acar ikan herring di New Harbour sampai taman wisata ikonik di Tivoli Gardens yang berubah wujud setiap Natal menjadi taman festival cahaya yang paling spektakuler.
1. Sistem Kesejahteraan
Terlepas dari penarikan pajak yang tinggi di dalam negerinya, warga Denmark menerima jaminan sosial, jaminan kesehatan dan dana pensiun yang memadai sebagai gantinya. Pemerintah dengan kata lain mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.
Meski begitu, Wiking tidak menampik bahwa kebahagiaan yang ada di Denmark sifatnya tidak 100 persen. Buktinya, angka bunuh diri di negara itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan Inggris. Dengan sedikitnya 600 orang mengakhiri hidup mereka sendiri per tahunnya di Denmark.
“Satu-satunya penjelasan untuk fenomena tersebut ialah karena sulit memang untuk hidup tidak bahagia di antara orang-orang yang berbahagia. Kebanyakan yang bunuh diri adalah pengangguran. Mereka memutuskan bunuh diri karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” terangnya, seperti dilansir The Australian.
Selain itu, Denmark juga memiliki angka perceraian yang tinggi, sekira 42,7 persen. Wiking juga mengakui bahwa banyak orang di negaranya menderita gangguan jiwa dan sedang berusaha bangkit dari semua itu.
(Silviana Dharma)