Penjahat Seksual Anak di Inggris Bidik Korban Lewat Media Sosial

Silviana Dharma, Jurnalis
Kamis 22 Desember 2016 09:28 WIB
Ilustrasi. Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. (Foto: dok. Okezone)
Share :

COVENTRY – Media sosial seperti Facebook faktanya masih sering dimanfaatkan para penjahat seksual untuk membiuskan modus kriminalnya. Di Coventry, sebuah kota metropolitan di West Midlands, Inggris, enam remaja diperkosa setelah berkenalan dengan seorang pria di Facebook.

Pelaku yang tertangkap dan telah disidangkan sejauh ini berjumlah lima orang. Mereka adalah Waqaar Khan (24), Marcus Woolcock (22), Kadeem Bourne (23), Keenan Kelly (18) dan Zahid Chaudhary (20). Pengadilan memutus bersalah kelima pelaku dengan total 18 pelanggaran.

“Para pelaku kejahatan seksual ini berkeliaran dengan bebas di media sosial. Mencari mangsanya, dan ketika dapat mereka memperlakukan korbannya seperti onggokan daging,” tukas paman salah seorang korban, seperti dikutip dari Coventry Telegraph, Kamis (22/12/2016).

Dia yakin di luar sana masih banyak anak perempuan yang menjadi korban. Akan tetapi, mereka terlalu malu untuk mengakuinya. Ia pun meminta agar anak-anak itu mau melaporkan diri kepada polisi dan bersama-sama membawa pelakunya ke hadapan hukum untuk diadili.

Meski begitu, dia mengerti bahwa pengakuan itu tidak mudah untuk dilakukan. Pasti ada rasa malu dan trauma dari korban maupun pihak keluarga korban. Demikian dia berkata berdasarkan pengalamannya sendiri.

“Dampaknya sangat buruk bagi keluarga. Khususnya, ayah dan ibu korban. Mereka jadi merasa begitu rendah diri. Karena sebagai orangtua, mereka merasa telah gagal melindungi putri mereka,” tuturnya.

Modus pelecehan seksual anak ini dilakukan melalui kontak di internet. Dalam hal ini, Waqaar Khan berperan sebagai orang yang secara aktif menghubungi para gadis via Facebook. Setelah berbincang cukup intens, dia akan mengatur sebuah pertemuan di dunia nyata dengan mengiming-imingi hadiah dan wisata belanja.

Ketika bertemu, semua berjalan normal. Sampai pada satu titik, para remaja ini dicekoki alkohol dan minuman yang sudah diberi obat. Korban pun menjadi tak sadarkan diri. Pada saat itu, pelaku akan mengambil kesempatan dan memperkosa mereka.

Beberapa korban bersaksi bahwa mereka terlebih dahulu dipukuli karena menolak untuk berhubungan badan. Namun semua berakhir sama, diperkosa dan adegan cabulnya direkam melalui kamera ponsel. Dengan begitu, para korban diancam untuk tidak melaporkan kekerasan seksual yang baru dialaminya kepada keluarga maupun pihak berwajib. Sebab sewaktu-waktu video tak senonoh mereka bisa tersebar ke dunia maya.

Lima dari enam remaja yang memberi kesaksian di pengadilan berumur di bawah 16 tahun. Mereka menceritakan secara lengkap bagaimana mereka dijemput dengan taksi dan dibawa ke pesta. Ada juga yang hanya dibawa ke tempat parkir lalu dicekoki miras dan obat-obatan.

Para korban mengalami perlakuan yang sangat buruk. Kini polisi berusaha melacak para korban dan mendorong mereka untuk berani mengungkapkan apa yang terjadi. Dengan begitu, pelaku bisa diganjar dengan hukuman yang setimpal dan mencegah adanya korban lain pada masa mendatang.

Mengenai salah satu korban, pamannya menjelaskan, “Perlahan tapi pasti dia pulih dari traumanya dan masih dalam perawatan. Tapi, sekarang keponakan saya sudah mendapatkan pekerjaan. Dia bangkit dari keterpurukan dan mencoba membangun hidupnya kembali.”

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya