Kisah sang Pendongeng, Berkelana dengan Sepeda demi Selamatkan Lingkungan

Markus Yuwono, Jurnalis
Kamis 23 Maret 2017 09:21 WIB
Samsudin saat berdongeng di depan anak-anak di Yogyakarta. Lewat dongeng ia mengajak anak-anak mencintai lingkungan (Markus/Okezone)
Share :

YOGYAKARTA – Bisa jadi bagi anak zaman sekarang mungkin mendengar cerita dongeng sudah jarang karena asyik bermain gadget atau game online. Namun, hal itu tak menyurutkan misi Samsudin mengajak anak-anak mencintai lingkungan lewat dongeng.

Pria asal Indramayu, Jawa Barat, itu rela mengayuh sepeda ribuan kilometer untuk mengkampanyekan pelestarian satwa dan hutan Indonesia dengan cara mendongeng.

Seperti saat ditemui di Ledok Code, RT 18 RW 04, Kota Baru, Kota Yogyakarta, Rabu 22 Maret 2017, Samsudin dengan media wayang berbentuk binatang memperkenalkan satwa dan lingkungannya kepada anak-anak.

"Tahu ini binatang apa?," ucap Samsudin.

Anak-anak pun kompak menjawab "Hewan badak bercula satu."

Samsudin sudah beberapa hari ini berada di Kota Gudeg setelah menempuh perjalanan dengan sepeda. Dia menceritakan tokoh yang didapatkan dalam wayang merupakan pengalaman selama berkeliling menggunakan sepeda.

Dia mencontohkan, badak bercula satu adalah hewan yang didapat dari saat dirinya ke Ujung Kulon, Banten. Tak hanya itu, tokoh yang dibawa gajah sumatera, beruang madu, badak sumatera, orangutan kalimatan dan harimau sumatera.

"Saat saya ke Ujung Kulon itu kan tempatnya badak jawa," katanya.

Dengan pengalaman itulah ingin berperan dalam misi kampanye badak jawa, lewat dongeng dan muncullah tokoh badak.

"Saya sudah ke beberapa kota di Kalimantan, Sumatera. Ini saya tur Jawa lewat pesisir selatan," ujarnya sembari memasukkan wayang di tas yang berada di atas jok belakang sepedanya.

Sepeda yang sengaja dimodif agar bisa menampung wayang media mendongengnya tersebut pun diberi tulisan "Lindungi Satwa dan Hutan Indonesia."

Menurut dia, dongeng adalah media yang baik untuk perkembangan anak. Sebab, saat mendongeng, terjadi komunikasi aktif antara orang tua dengan anak-anak.

Untuk itu, ia mencoba melestarikan kebudayaan mendongeng, karena sudah mulai ditinggalkan oleh keluarga. "Dulu lewat kebiasaan mendongeng anak-anak bisa mencurahkan kegelisahannya," tuturnya.

Selama mendongeng dihadapan anak-anak, Samsudin menyelipkan pesan mengenai pelestarian lingkungan. Dia medongeng sengaja di arahkan ke konservasi karena Indonesia sudah banyak kehilangan hutan.

"Di sini kerusakan lingkungan karena alih fungsi hutan dan kebakaran. Pelestarian satwa dilindungi sampai dengan menjaga lingkungan," ucapnya.

Tak sebatas masalah umum di Indonesia, namun juga masalah lingkungan yang ada di wilayah lokasinya mendongeng. Seperti di Ledo Code. Sebelum mendongeng, dia berdiskusi dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tentang kondisi Kota Yogyakarta, khususnya Kali Code.

Permasalahan-permasalahan apa yang terjadi di Kali Code. "Dari diskusi, permasalahanya banyak yang buang sampah sembarangan di sungai. Lalu diawal saya mendongeng dengan pesan agar anak-anak tidak membuang sampah sembarangan dan berani mengingatkan," bebernya.

Setelah dari Yogyakarta, rencananya Samsudin lanjut menuju ke Solo, Jawa Tengah. Misinya sama; mendongeng agar tumbuh kecintaan terhadap lingkungan pada diri anak-anak.

Di solo, dia berharap bertemu ibunda dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Harapannya, ibu Presiden dapat memberikan dukungan positif untuk pelestarian dongeng dan penyelamatan satwa.

Salah seorang anak yang ikut mendengarkan dongeng, Aditya Saputra (9) mengaku mengetahui pesan yang disampaikan melalui dongeng Samsudin. Mulai dari jangan membuang sampah sembarangan sampai menyayangi binatang.

"Tadi seneng banget bisa mendengar dongeng, ceritanya lucu dan tidak membosankan," ucapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya