Cerita dan Perjalanan Anies Menjadi Calon Gubernur

, Jurnalis
Jum'at 07 April 2017 14:45 WIB
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Siapa yang tidak kenal dengan Anies? Nama Anies Baswedan telah dikenal masyarakat, khususnya kalangan anak muda, jauh sebelum menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Misalnya saja di tahun 2007, Anies diangkat menjadi Rektor Universitas Paramadina dalam usia 37.

Sampai sekarang Anies adalah rektor termuda yang pernah dilantik di Indonesia. Saat menjadi rektor, Anies menggagas mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa, yaitu matakuliah Anti-Korupsi. Anies ingin anak muda Indonesia mempunyai semangat antikorupsi sehingga kelak ketika mereka menjadi penyelenggara negara, tidak ada korupsi.

Sebagai generasi yang menjadi harapan masa depan Indonesia, anak muda mendapat perhatian khusus Anies. Di tahun 2010, Anies mendirikan gerakan Indonesia Mengajar. Dia mengajak putra-putri terbaik bangsa untuk mengabdikan diri menjadi pengajar di sekolah-sekolah terpencil yang tersebar di seluruh Indonesia. Anies menggerakkan hati anak muda yang mengenyam pendidikan tinggi, untuk membagi ilmu kepada anak-anak yang bahkan terabaikan kualitas pendidikannya.

Selain dunia pendidikan, Mas Anies juga mempunyai perhatian yang besar dalam dunia politik Indonesia. Mas Anies mendirikan Gerakan Turun Tangan, yang mengajak anak muda mengawal dan mendorong terciptanya politik yang baik.

Jalan Sunyi Pendidikan

 

Di tahun 2014, Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anies perlahan mengubah wajah pendidikan Indonesia. Berbagai keputusan sulit dihadapi Anies demi memperbaiki kualitas pendidikan bangsa Indonesia. Kualitas guru ditingkatkan, infrastruktur dan fasilitas penunjang diperbaiki, orangtua diajak aktif terlibat dalam pembelajaran anak-anaknya, masyarakat diajak terlibat kembali mengawal dunia pendidikan.

Namun perjuangan di jalan pendidikan memang sunyi. Menjadi Menteri Pendidikan jelas tidak sama dengan menjadi menteri lain yang hasil kerjanya bisa terlihat seketika. “Kementerian Pekerjaan Umum langsung terlihat pekerjaannya. Perbaikan jalan, membangun jalan tol. Tetapi menjadi Kementerian Pendidikan hasilnya bertahap dan butuh waktu untuk membuktikannya,” ujar Anies.

Selama menjadi menteri, kebijakan yang dibuat Anies terkenal berani. Misalnya saja menjadikan kawasan sekolah bebas asap rokok dan melarang kegiatan sekolah menerima sponsor rokok. Bayangkan bagaimana reaksi industri rokok yang dirugikan dengan jumlah tidak sedikit. Belum lagi keluhan guru dan siswa. Bukankah banyak di antara pelajar kita yang merorok? Tetapi Anies tidak gentar. Keputusan baik tetap dilakukan. Begitu juga dengan penghapusan Masa Orientasi Sekolah (MOS) yang membuat banyak pihak merasa lega. Tradisi jajah-menjajah yang sudah berpuluh tahun diwarisi dunia pendidikan Indonesia, dengan berani dihapuskan Mas Anies. Korban sudah terlalu banyak berjatuhan. Pelajar senang, guru lega, orangtua terharu.

Maju Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta


Baru dua tahun menjabat sebagai Menteri, Anies terkena reshuffle kabinet. Jabatan Menteri berpindah tangan. Rupanya keputusan ini ramai dibicarakan masyarakat. Banyak yang menyayangkan keputusan ini

Tekadnya membangun masyarakat mengantarkannya memasuki dunia pemilihan kepala daerah Jakarta. Anies memutuskan turun tangan langsung membenahi Jakarta. Pada tanggal 23 September 2016, secara resmi dua partai besar, yaitu Gerindra dan PKS, mengusung nama Anies menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, posisi calon gubernur akan diberikan kepada Sandiaga Uno, pengusaha yang namanya juga dikenal kalangan anak muda. Gerindra dan PKS membutuhkan waktu sekira delapan bulan untuk berembuk mengenai siapa yang akan mereka usung menjadi calon ketua dan wakil gubernur.

Sandi, yang saat itu digadang-gadang akan menjadi calon gubernur, meminta kedua partai pengusung untuk menjadikan Anies sebagai calon gubernur. Sandi mengatakan keputusan menggandeng Anies menjadi calon gubernur adalah keinginannya. “Kami adalah pasangan dwitunggal. Masing-masing punya kelebihan dan saling melengkapi,” kata Sandi

Ada tiga alasan utama mengapa akhirnya kedua partai mencalonkan Anies dan Bang Sandi. Pertama, mereka mempunyai integritas yang baik. Kedua, Anies-Sandi memiliki kapabilitas mumpuni dalam bidang masing-masing. Ketiga, keunikan basis masing-masing pendukung calon. Menurut Sandi, dirinya memiliki kekuatan dalam persoalan ekonomi, infrastruktur, membangun kesejahteraan masyarakat, menjaga kestabilan harga, serta menjaga agar ketimpangan sosial tidak berlanjut. Sedangkan kelebihan Anies menurut Sandi adalah piawai membangun kecerdasan bangsa, membangun kebahagiaan, dan festival gagasan.

Kini keduanya bergandengan tangan bertekad membangun Jakarta dengan penegasan yang paling penting, membangun warganya. Anies dan Sandi sepakat, tidak ada gunanya jika sebuah kota telah maju infrastrukturnya, namun warganya tidak ikut maju dan bahagia. Kebahagiaan ini ingin dibagi kepada semua warga Jakarta. Karena Ibu Kota bukan hanya milik kelas tertentu. Jakarta milik semua warganya.

(Ranto Rajagukguk)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya