Perang Terhadap Narkoba, Duterte: Polisi Bebas Bunuh Orang Idiot yang Menolak Ditangkap!

Agregasi Sindonews.com, Jurnalis
Senin 28 Agustus 2017 15:14 WIB
Rodrigo Duterte. (Foto: Reuters)
Share :

MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan kepada polisi pada hari Senin (28/8/2017) bahwa mereka dapat membunuh orang idiot yang dengan keras menolak penangkapan.
 
Komentar kontroversial Duterte ini muncul setelah ribuan orang menghadiri pemakaman remaja 17 tahun yang jadi korban perang terhadap narkoba. Kematian siswa SMA bernama Kian Loyd Delos Santos itu memicu demonstrasi besar di Manila karena korban dianggap tidak bersalah.

Para pejabat Filipina mengatakan, Duterte telah bertemu dengan orang tua Santos di Istana Kepresidenan hari ini. Namun, hasil pertemuan belum diungkap pihak istana.

Duterte membuat komentar kontroversial di hadapan Jovie Espenido, kepala polisi sebuah kota di selatan negara itu, di mana wali kota setempat terbunuh dalam perang anti-narkoba.

”Tugas Anda mengharuskan Anda untuk mengatasi hambatan dari orang yang Anda tangkap, (jika) dia menolak, dan ini adalah tindakan kekerasan Anda bebas membunuh orang idiot, itu perintah saya untuk Anda,” kata Duterte kepada para polisi, seperti dilansir Reuters.

Duterte menambahkan bahwa pembunuhan di luar hukum tetap tidak diperbolehkan. Polisi, kata dia, harus menegakkan supremasi hukum saat menjalankan tugasnya.

(Baca juga: Salut! Tembak Kelompok Militan, Presiden Duterte: Saya Siap Mati bagi Filipina)

Duterte mengobarkan perang antinarkoba setelah menjabat presiden pada Juni tahun lalu. Perang melawan narkoba yang merenggut ribuan orang ini untuk memenuhi janjinya selama kampanye pemilu bahwa dia akan menggunakan kekuatan mematikan untuk menghapus kejahatan dan narkoba di Filipina.

Oposisi domestik terkait perang memberantas narkoba sebagian besar telah diredam pemerintah. Namun kematian Santos oleh polisi anti-narkoba pada 16 Agustus lalu telah memicu kemarahan publik yang jarang terjadi.

Lebih dari 1.000 orang, termasuk biarawati, imam gereja dan ratusan anak-anak, ikut dalam prosesi penguburannya pada hari Sabtu. Pemakaman itu kemudian berubah menjadi demonstrasi besar melawan kampanye anti-narkoba Duterte.

Santos diberitakan media lokal telah diseret oleh polisi berpakaian sipil ke sebuah gubuk gelap yang penuh sampah di Manila utara sebelum dia ditembak kepalanya. Dia kemudian ditinggalkan di sebelah kandang babi. Laporan itu bersumber dari saksi mata yang diperkuat dengan rekaman CCTV di lokasi kejadian.

Namun, polisi membela diri dengan mengklaim Santos melepaskan tembakan ke arah mereka terlebih dahulu.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya