LAS VEGAS - Tersangka pelaku penembakan di Las Vegas diketahui sebagai seorang pria 64 tahun bernama Stephen Paddock. Aksi Paddock menyebabkan setidaknya 50 orang meninggal dunia dan 200 orang lainnya terluka.
Insiden berdarah ini terjadi pada konser musik country, Route 91, di dekat Mandalay Bay Hotel and Casino, Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Banyaknya korban membuat tragedi ini sebagai insiden penembakan terburuk sepanjang sejarah AS. Sebelumnya, predikat ini dilekatkan pada peristiwa penembakan di sebuah klub malam di Orlando, Juni 2016.
Para saksi menyatakan, melihat kilatan cahaya di ketinggian Mandalay Bay Hotel. Saat rentetan tembakan ditujukan kepada sekira 40 ribu penonton konser, suranya seperti 'petasan'.
Independent, Senin (2/10/2017) melaporkan, Paddock diketahui menembak dari lantai 32 hotel tersebut ke arah kerumunan penonton konser. Unit taktis reaksi cepat harus menggunakan bahan peledak untuk memasuki kamar Paddock, dan menemukan pria asal Mesquite, Nevada, itu telah mati.
BACA JUGA: VIDEO: Mencekam! Suara Senjata Api dan Jeritan Ketakutan saat Penembakan di Konser Musik Las Vegas
Saat mengumumkan nama tersangka, Sherrif Las Vegas, Joseph Lombardo, menyatakan, polisi menemukan sejumlah senjata api termasuk senapan di kamar hotel tersebut. Polisi juga akan segera menggeledah kediaman Paddock.
Lombardo menyebut, Paddock lahir pada 9 April 1953. "Namun kami belum selesai melengkapi penyelidikan latar belakangnya," ujar Lombardo.
Sebelumnya polisi menyatakan bahwa tersangka kemungkinan tidak terkait dengan kelompok militan tertentu.
BACA JUGA: Penembakan di Las Vegas, Tidak Ada WNI Jadi Korban
Catatan mereka menunjukkan, Paddock tinggal di rumah yang baru didirikan 3 tahun lalu senilai USD396 ribu (sekira Rp5,2 miliar). Rumah dengan dua kamar itu terletak di Mesquite, sekira 80 mil utara Las Vegas, dekat perbatasan negara bagian Arizona.
Media setempat menyebutkan, Paddock pernah juga tinggal di Reno, Nevada, California dan Florida.
"Kita melihat dampak dari insiden yang menewaskan 50 orang serta melukai 200 orang lainnya. Jelas sekali ini adalah insiden yang tragis dan belum pernah kita alami di sini. Saya turut berbela sungkawa untuk mereka yang ditinggalkan," tutur Lambardo.
Salah satu polisi Las Vegas menjadi korban meninggal. Sedangkan satu petugas polisi lainnya dalam kondisi kritis.
BACA JUGA: Korban Penembakan di Las Vegas Bertambah, 50 Tewas dan 200 Luka-Luka
Lombardo menambahkan, FBI - termasuk para penyelidik TKP - membantu penyelidikan insiden tersebut. "Investigasi ini akan berlangsung amat lama," imbuhnya.
Ia juga menyampaikan, polisi telah menemukan orang yang dicurigai sebagai rekan Paddock. Perempuan 62 tahun itu bernama Marilou Danley.
Presiden AS Donald Trump turut menyampaikan rasa duka melalui akun Twitter-nya.
"Bela sungkawa dan simpati terhangat untuk para korban dan keluarga mereka pada insiden penembakan di Las Vegas. Tuhan memberkati Anda!" tulis Trump.
(Rifa Nadia Nurfuadah)