LOS ANGELES - Marilou Danley, warga negara Australia berusia 62 tahun, dijemput dari kediamannya di Filipina dan diterbangkan ke Negeri Paman Sam. Teman perempuan pelaku penembakan massal di Las Vegas yang menewaskan 59 orang itu telah tiba di Los Angeles dari Filipina, kantor berita Reuters dan Associated Press melaporkan.
Danley meninggalkan Manila Selasa petang dengan menaiki pesawat Philippine Airlines dengan nomor penerbangan PR 102, kata Juru Bicara Imigrasi Filipina, Antonette Mangrobang seperti dikutip Reuters.
BACA JUGA: Mantap! Kekasih Pelaku Penembakan Las Vegas Dijemput FBI dari Filipina
Danley, yang diberitakan lahir di Filipina, tiba di Filipina pada 25 September dari Hong Kong atau seminggu sebelum Stephen Paddock membunuh 59 orang di sebuah festival musik country, kata Mangrabong menurut laporan Associated Press.
Namun, Reuters mengutip sumber imigrasi Filipina yang tidak mau diungkap identitasnya melaporkan bahwa Danley tiba di Manila pada 15 September, kemudian terbang ke Hong Kong pada 22 September dan kembali ke Manila pada 25 September. Ia tinggal di Manila sampai terbang ke Los Angeles Selasa malam.
BACA JUGA: Terungkap! Pelaku Penembakan Las Vegas Kirim Uang Rp1,3 M ke Filipina Beberapa Hari Sebelum Beraksi
Pesawat yang membawa Danley tiba di Bandara Internasional Los Angeles sesuai jadwal pukul 7.30 petang waktu setempat, menurut situs pelacak penerbangan FlightAware.com. Setibanya di Los Angeles, Danley yang terbang tanpa pengawalan, bertemu dengan agen Biro Penyelidik Federal (FBI).
Reuters mengutip sumber-sumber di Amerika melaporkan bahwa Danley tidak ditahan, tapi FBI mengharapkan ia akan secara sukarela menjalani wawancara.
Stephen Paddock, pasangan Danley, yang bunuh diri sesaat sebelum polisi menyerbu kamar hotel di Las Vegas di mana ia melakukan penembakan, tidak meninggalkan petunjuk mengapa ia melakukan penembakan massal terhadap penonton konser musik.
Para penyelidik juga menyelidiki transfer dana USD100 ribu oleh Paddock ke sebuah rekening di Filipina yang tampaknya ditujukan ke Danley, seorang pejabat senior Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan kepada Reuters, Selasa.
(Rifa Nadia Nurfuadah)