Injakkan Kaki di Rakhine, Suu Kyi Minta Masyarakat Tak Beradu Argumen Atas Kunjungannya

Rufki Ade Vinanda, Jurnalis
Jum'at 03 November 2017 04:04 WIB
Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi tiba di Rakhine State. (Foto: Reuters)
Share :

SITTWE - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi meminta rakyatnya untuk tidak beradu argumen atau bertengkar atas kunjungannya ke Rakhine. Kunjungannya ini diketahui merupakan pertama kalinya sejak konflik melanda Rakhine dan menyebabkan lebih dari 600 ribu orang menyeberang ke Bangladesh.

Sebagai penerima Nobel Perdamaian, Suu Kyi telah mendapatkan kritik dari dunia internasional terkait penyiksaan yang disebut sebagai upaya pembersihan etnis terhadap Rohingya. Suu Kyi datang ke Rakhine dengan menaiki sebuah helikopter militer dari Ibu Kota Rakhine yaitu Sittwe menuju distrik Maungdauw.

Baca Juga: Akhirnya... Aung San Suu Kyi Kunjungi Area Konflik Rohingya di Rakhine Utara

Distrik Maungdauw sendiri diketahui menjadi lokasi yang paling parah terkena dampak konflik. Dalam kunjungannya ini, sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat (3/11/2017), Suu Kyi bertemu dengan beberapa pemimpin Muslim Rohingya yang masih bertahan di sana.

"Ia (Suu Kyi) hanya mengatakan 3 hal ke masyarakat. Suu Kyi meminta masyarakat hidup dengan damai dan pemerintah akan membantu mewujudkannya. Kemudian Suu Kyi juga meminta mereka untuk tidak bertengkar satu sama lain," ujar salah satu kelompok pemantau situasi Rohingya, Chris Lewa.

Baca Juga: Tangani Krisis Rohingya, Myanmar dan Bangladesh Sepakat Bekerjasama Terkait Pemulangan Pengungsi

Menurut laporan, Suu Kyi melakukan kunjungan tersebut terkait rencana pemulangan ratusan ribu Muslim Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh. Sebelumnya selama masa kampanye pemilu pada 2015, Suu Kyi hanya mengunjungi Rakhine selatan, di mana tidak ada banyak konflik.

Suu Kyi mengunjungi Rakhine dengan ditemani 20 orang dalam rombongannya yang berangkat menggunakan 2 unit helikopter. Rombongan Suu Kyi di antaranya terdiri dari pejabat militer, polisi, pejabat negara dan seorang reporter. Perempuan berusia 72 tahun yang sempat tak mampu mengendalikan militer itu, kini tampak lebih kuat dalam mengambil kendali.

Baca Juga: Duh! India Berencana Pulangkan Rohingya, Para Pengungsi Ketakutan

Suu Kyi meluncurkan kebijakan baru untuk membantu rehabilitasi pemukiman di Rakhine dan meminta para pengusaha untuk berkontribusi. Suu Kyi juga telah berjanji untuk mengizinkan warga Rohingya kembali dengan syarat mereka mampu membuktikan status kewarganegaraan mereka.

Sebelumnya pihak Myanmar dan Bangladesh telah melakukan pertemuan terkait rencana pemulangan pengungsi Rohingya. Juru bicara Suu Kyi sempat mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemungkinan bahwa Bangladesh akan menyulitkan rencana pemulangan Rohingya demi mendapat dana bantuan internasional.

Baca Juga: Myanmar Terus Dibanjiri Kritik Terkait Rohingya, Ribuan Orang Berkumpul Bela Negara

Pemerintah Bangladesh sendiri membantah tudingan itu dan menyebutnya sebagai tuduhan memalukan. Sementara itu, seorang petinggi PBB, Voker Turk meminta pemulangan Rohingya dilakukan dengan aman, berdasarkan rasa sukarela dan berkelanjutan. Meski rencana pemulangan tersebut nampaknya telah matang, banyak Rohingya yang menolak kembali ke Myanmar.

Pemandangan di Sungai Naf di mana masih banyak warga Rohingya yang berusaha untuk menyeberang ke Bangladesh berbicara sebaliknya dari rencana yang dicanangkan Suu Kyi. Tampaknya warga Rohingya siap untuk mengambil resiko hidup miskin di Bangladesh daripada hidup di Myanmar akibat merasa terus terancam. Sementara itu, warga Myanmar sendiri sebagian besar memberi penolakan terhadap wacana kembalinya Muslim Rohingya.

(Rufki Ade Vinanda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya