Agus Ambo Djiwa, Tokoh yang "Melahirkan" Mamuju Utara

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Selasa 07 November 2017 14:55 WIB
Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa (Foto: Arif Julianto/Okezone)
Share :

MAMUJU UTARA - Sebelum dimekarkan, Mamuju Utara dulunya hanyalah wilayah yang terdiri dari empat kecamatan yakni Pasangkayu, Sarudu, Baras dan Bambalamotu. Kini kabupaten yang berjarak 130 kilometer dari Palu itu semakin bergeliat dengan sejumlah prestasinya.

Adalah Agus Ambo Djiwa yang punya andil besar memperjuangkan pemekaran Mamuju Utara yang dulunya masuk dalam Kabupaten Mamuju. Agus mencatatkan perjuangannya sebagai langkah awal bagi peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang dulunya tertinggal dan terisolir.

Agus dilahirkan di Sarudo, 17 Agustus 1966. Usia 12 tahun kemudian pindah ke Donggala dan melanjutkan pendidikan SD-nya. Agus kemudian pindah lagi ke Palu dan menyelesaikan SMP dan SMA-nya di sini.

Agus kemudian hijrah ke Makassar untuk kuliah di Universitas Muslim Indonesia jurusan pertanian. Setelah lulus, Agus membuka kebun kakao di tempat kelahirannya, Sarudo. Di samping itu, Agus juga berhasil membuka usaha pengolahan kayu dengan menggandeng investor.

Sampai akhirnya Agus mulai terjun ke dunia politik saat terbitnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Agus melihat peluang bagi kampung halamannya bersama tiga kecamatan lainnya untuk dimekarkan, sehingga segala potensi daerah bisa terkelola dengan baik.

“Saya pelajari lalu saya rumuskan langkah sehingga jadilah Kabupaten Mamuju Utara yang dikenal dengan Pasangkayu. Dulunya terisolir, ada kesenjangan, pembangunan tidak merata, sementara potensi besar, terutama pertanian. Lalu saya coba gagas, bagaimana dirikan daerah ini jadi kabupaten,” kata Agus belum lama ini.

Agus kemudian membentuk Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Pasangkayu Tahun 2000. Saat itu Agus mulai membangun jaringannya ke masyarakat agar mendapatkan kepercayaan untuk memekarkan daerah.

Perjuangan terberat menurut Agus saat itu adalah untuk membuat Kabupaten Mamuju legowo melepas empat kecamatannya menjadi satu kabupaten. Pemerintah Mamuju saat itu khawatir, pemekaran akan merugikan mereka secara perekonomian.

Berkat usahanya meminta saran ke provinsi hingga ke kementerian pusat, empat kecamatan tersebut bisa diresmikan pada 25 Februari 2003. Proses perjuangan Agus dibantu kakaknya, Yaumil Ambo Djiwa berlangsung selama 2 tahun 8 bulan dan 7 hari.

Setelah berhasil memekarkan daerahnya, Agus belum berniat maju sebagai bupati, meskipun mendapat dorongan dari masyarakat. Menurutnya, dirinya yang saat itu berusia 38 tahun masih kurang pengalaman untuk memimpin sebuah kabupaten.

Namun setelahnya Agus langsung serius terjun ke dunia politik dengan bergabung dengan PDI (sekarang PDIP). Karier politik Agus pun mulus setelahnya, mulai dari jadi wakil ketua DPRD, wakil bupati hingga terpilih sebagai bupati pada 2010 dan kembali terpilih di periode kedua pada 2017. Agus pun bakal memimpin Mamuju Utara hingga 2021.

Kesuksesan karier politik Agus tak lepas dari tempaan sang ayah yang menurutnya adalah sosok yang tegas. Kiprah sang ayah sebagai kepala desa selama 32 tahun membuatnya banyak belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang dekat dengan masyarakat dan low profile.

“Moto saya kalau berbuat sesuatu harus berhasil, kalau saya mencita-citakan sesuatu harus berhasil, harus berhasil, risiko itu nanti, yang penting mengalir saja dulu,” kata ayah 4 orang anak ini.

Di tangan Agus, banyak perkembangan yang terjadi di Mamuju Utara, mulai dari perekonomian masyarakat yang meningkat karena dibuatkan jalan sampai ke pelosok hingga pembangunan sarana umum yang terus digalakkan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya