Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Geliat Ekonomi Mamuju Utara: Hamparan Lahan Tambak 13 Ribu Hektare

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Selasa, 07 November 2017 |15:07 WIB
Geliat Ekonomi Mamuju Utara: Hamparan Lahan Tambak 13 Ribu Hektare
Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa di tambak udang (Foto: Arif Julianto/Okezone)
A
A
A

MAMUJU UTARA - Siapa sangka, Mamuju Utara, kabupaten yang baru diresmikan 2003 lalu itu menyimpan potensi kekayaan alam yang melimpah. Alamnya yang subur jadi sumber bagi warga untuk bertopang hidup. Salah satu yang terbesar adalah kebun sawit dan kebun kelapa dalam yang ada di hampir setiap sudut mata memandang.

Tapi kini kabupaten yang tak lama lagi bernama Pasangkayu itu tambah bergeliat setelah dipercayakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk jadi daerah budidaya udang paname. Tak tanggung-tanggung, lahan seluas 13 ribu hektare pun sudah dipersiapkan di sepanjang pesisir kabupaten.



Okezone berkesempatan melihat langsung tambak-tambak udang paname yang baru dibangun oleh investor. Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa dan Kadis Perikanan dan Kelautan, Abbas tampak memantau perkembangan pembangunan tambak yang dibangun dengan teknologi modern itu.

Agus menjelaskan, setiap petak tambak seluas 3.000m2 itu nantinya bisa menghasilkan 20 ton dalam sekali panen. Dalam satu hektare, nantinya bisa dibuat 3 petak tambak.



Dengan harga udang paname rata-rata Rp120 ribu per kilo, maka dalam sekali panen bisa menghasilkan Rp2,4 miliar. Dalam satu hektare bisa dibangun 3 petak tambak, maka dalam setiap panen per 4 bulannya, potensi 1 hektare lahan tambak udang paname sebesar Rp7,2 miliar.

Laba bersih diperkirakan sebesar 50 persen atau Rp3,6 miliar. Nantinya masyarakat pemilik tanah akan mendapatkan bagi hasil sebanyak 10 persen dari laba bersih sebesar Rp360 juta.

Sementara itu Abbas menjelaskan, masyarakat memang dilbatkan dalam bisnis ini. Masyarakat hanya perlu mengizinkan tanahnya dibuatkan tambak dan dikelola oleh investor selama 10 tahun. Selama masa itu, masyarakat mendapat bagi hasil sebesar 10 persen dari keuntungan setiap panen. Setelah 10 tahun, maka tambak sepenuhnya dimiliki oleh masyarakat setempat.

"Kalau investasi murni banyak kelemahan, kalau ini tidak terjadi karena masyarakat terlibat, selama 10 tahun wajib ada anggota pemilik lahan untuk dipekerjakan, dengan harapan selama itu bisa belajar, bisa alih tekologi. Setelah 10 tahun bisa mandiri. Kita harap mereka bisa ngirit untuk investasi ke depan," kata Abbas menjelaskan.

Dengan potensi sebesar itu, Abbas berharap investor mau berdatangan untuk berinvestasi membangun tambak udang paname di Mamuju Utara. Terlebih lagi menurutnya, hasil laboratorium di Jakarta menunjukkan, kondisi air laut di Mamuju Utara sangat cocok untuk budidaya udang jenis ini.


"Perairan di sini subur, termasuk kondisi airnya terbaik di Indonesia. Sungai besar banyak, jadi air lautnya payau, makanya subur. Inti budidaya udang ada di air,” pungkasnya.

(Hessy Trishandiani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement