TEHERAN – Gempa kuat yang mengguncang wilayah perbatasan Iran-Irak menewaskan sedikitnya 13 orang, kata pihak berwenang dan media pemerintah di kedua negara tersebut. Survei Geologi AS mengatakan, gempa berkekuatan 7,3 skala Richter tersebut berpusat 32 kilometer barat daya Halabja, dekat perbatasan timur laut dengan Iran.
Di Irak, otoritas setempat mengatakan bahwa gempa tersebut telah menewaskan enam orang di provinsi Sulaimaniyah yang tersebar di beberapa kota yaitu Darbandikhan dan Kalar serta melukai sekira 150 orang. Sedangkan di Iran, korban tewas tersebar di kota Qasr-e-Shirin dan Azgaleh.
"Menurut jumlah korban terbaru, enam orang tewas di Qasr-e Shirin dan satu di Azgaleh," kata Gubernur Kermanshah Houshang Bazvand, dilansir The Telegraph, Senin (13/11/2017).
Gempa tersebut dilaporkan terjadi di sepanjang garis patahan 1.500 kilometer antara lempeng tektonik Arabia dan Eurasia, sebuah garis yang meluas melalui Iran barat dan ke Irak timur laut, kata Survei Geologi AS.
BACA JUGA: Gempa Berkekuatan 7,2 SR Guncang Perbatasan Irak-Iran, Delapan Desa Dilaporkan Rusak
Seorang pejabat dari departemen Meteorologi Irak mengatakan bahwa gempa tersebut dirasakan di sebagian besar wilayah Irak, termasuk ibu kota Baghdad, namun hanya berkekuatan 6,5 SR. Saluran air dan listrik terputus di beberapa desa dan kota di provinsi Kermanshah, Iran, dan masyarakat tetap berada di jalanan karena khawatir akan ada gempa susulan
Sebuah gempa berskala 5,7 SR juga pernah mengguncang dekat perbatasan Iran dengan Turkmenistan pada Mei menewaskan dua orang, melukai ratusan orang, dan menyebabkan kerusakan. Pada Juni 1990, gempa berkekuatan 7,4 melanda 400 km timur laut Iran dan menyebabkan antara 40 ribu-50 ribu korban jiwa, lebih dari 60 ribu orang cedera, dan menyebabkan lebih dari 600 ribu orang kehilangan tempat tinggal di daerah Rasht-Qazvin-Zanjan, Iran.
Gempa besar terakhir yang menyerang Iran adalah pada 2003 di Bam, di provinsi tenggara Kerman, yang menewaskan sedikitnya 31 ribu orang dan meratakan kota tersebut.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)