HARARE - Partai politik (parpol) penguasa di Zimbabwe, Zanu-PF, resmi memecat Robert Mugabe sebagai pemimpinnya dan memberi waktu pria berusia 93 tahun tersebut kurang dari 24 jam untuk berhenti sebagai kepala negara. Jika Mugabe tetap mempertahankan takhtanya sebagai presiden, ia diancam akan menghadapi pemakzulan.
Mugabe adalah satu-satunya pemimpin di Afrika yang telah dikenal sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1980. Mugabe akhirnya mendapatkan sebuah intervensi selama kepemimpinan 37 tahunnya tersebut pada Selasa 14 November oleh kelompok militer Zimbabwe.
BACA JUGA: Dipecat dari Partai, Presiden Zimbabwe Selangkah Lagi Lengser
Menurut laporan Reuters, Senin (20/11/2017), Mugabe diberikan waktu hingga siang waktu Zimbabwe untuk mengundurkan diri. Jika Mugabe tetap menolak mundur, ia akan menghadapi pendakwaan. Hal tersebut pastinya sebuah akhir bagi ‘Grand Old Man’, pria Afrika yang pernah dipuji oleh seluruh benua sebagai pahlawan antikolonial.
Tak hanya Mugabe, sang istri yaitu Grace Mugabe yang berusia 52 tahun, yang memiliki ambisi menggantikan suaminya, juga dikeluarkan dari partai tersebut.
Sekadar diketahui, tak hanya partai penguasa dan kelompok militer, masyarakat Zimbabwe juga terus mendesak Mugabe untuk lengser. Sekira 150 warga Zimbabwe yang menetap di Kota London, berkumpul di depan gedung Kedutaan Besar Zimbabwe guna mendukung runtuhnya rezim Robert Mugabe.
BACA JUGA: Gelar Aksi Long March, Warga Zimbabwe di Inggris Tuntut Presiden Mugabe Mundur
Selain itu, veteran perang bernama Chris Mutsvangwa mengatakan bahwa Mugabe sudah kehabisan waktu untuk menegosiasikan posisinya. Ia menyarankan agar Mugabe segera meninggalkan negaranya.
“Kami terus melangkah maju. Dia saat ini sedang mencoba menawarkan jalan keluar yang bermartabat. Jika menolak, kami akan membawa kembali massa ke jalan dan mereka akan melakukan sisanya,” tukas Chris Mutsvangwa.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)