Berbagai Negara Termasuk PBB Kompak Menentang Keputusan AS Terkait Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Rufki Ade Vinanda, Jurnalis
Kamis 07 Desember 2017 04:21 WIB
Kota Yerusalem. (Foto: Reuters)
Share :

KEPUTUSAN Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel mendapat tentangan dari berbagai negara. Pasca-Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan tersebut, berbagai negara beramai-ramai menyampaikan pendapatnya atas pengumuman itu.

Sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (7/12/2017), berikut beberapa negara yang telah memberikan tanggapan resmi atas keputusan AS:

Iran

Iran "secara serius mengutuk" keputusan Negeri Paman Sam tersebut termasuk rencana pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Berdsarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri Iran, langkah AS itu telah melanggar resolusi internasional.

Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, AS telah mencoba mengacaukan wilayah tersebut dan memulai perang untuk melindungi keamanan Israel.

Mesir

Mesir menjadi negara berikutnya yang menentang pengakuan AS terhadap Yerusalem. Selain Otoritas Negeri Piramida menyatakan, bahwa pengakuan negeri adidaya itu tidak mengubah status hukum kota tersebut sebagai bagian dari Palestina.

BACA JUGA: Pemerintah AS Resmi Umumkan Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Turki

Tak ingin ketinggalan, Kementerian Luar Negeri Turki mengeluarkan pernyataan yang isinya mengecam keputusan AS dan menyebutnya sebagai 'tindakan tak bertanggungjawab.' Bahkan sekira ratusan orang telah menggelar demonstrasi di luar gedung konsulat AS di Istanbul.

"Kami mengecam pernyataan AS yang tidak bertanggungjawab karena mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Kami meminta Pemerintah AS untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang salah ini dan dapat menimbulkan dampak negatif," tulis pernyataan resmi Kemenlu Turki.

Arab Saudi

Raja Arab Saudi, Salman Abdulaziz yang merupakan sekutu dekat AS mengatakan, deklarasi Yerusalem "membahayakan proses perundingan perdamaian dan ketegangan eskalasi di wilayah ini (Timur Tengah)." Bahkan, menyusul pengumuman keputusan yang dibacakan oleh Presiden Donald Trump, Raja Salman dilaporkan lengsung menggelar pembicaraan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan melalui sambungan telefon.

Sayangnya Otoritas Arab Saudi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai perundingan yang dilakukan 2 kepala negara itu.

Prancis

Pertentangan selanjutnya datang dari Prancis. Presiden Emmanuel Macron secara tegas menyatakan, tidak mendukung keputusan Pemerintah AS. "Keputusan ini merupakan keputusan yang patut disesalkan dan Prancis tidak menyetujui serta menentang semua keputusan yang tak sejalan dengan undang-undang internasional serta semua resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar Macron.

Macron menambahkan, status Yerusalem ini berkaitan erat dengan masalah keamanan internasional. Ia menyatakan, akan berusaha untuk membuat Otoritas AS berubah pikiran dan mencabut keputusan itu. Selain itu, Presiden Macron juga mendorong semua pihak untuk tetap tenang dan sebisa mungkin menyelesaikan masalah ini melalui dialog.

Maroko

Berdasarkan keterangan dari Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita menegaskan, negaranya tetap memberi dukungan mutlak pada Palestina dan menentang pengakuan AS tentang Yerusalem. Penyataan ini konsisten sesuai dengan pernyataan Raja Maroko, Mohammed VI yang sebelumnya juga telah mengungkapkan pertentangan keras atas keputusan tersebut.

BACA JUGA: Jelang Pengumuman Stasus Yerusalem, Pemerintah RI Berharap AS Berubah Pikiran

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyebut, keputusan AS merupakan keputusan sepihak yang membahayakan prospek perdamaian bagi orang Israel dan Palestina. Meski demikian, Guterres menegaskan, bahwa PBB akan melakukan segala cara untuk mendorong para pemimpin Israel dan Palestina untuk kembali bersedia ke meja perundingan guna mewujudkan perdamaian.

Indonesia

Meski pemerintah belum menyampaikan tanggapan lebih lanjut tentang pengumuman AS terkait status Yerusalem, Indonesia bisa dipastikan menentang keputusan tersebut. Sebelumnya, jelang pengumuman itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah mengatakan, keputusan AS tersebut dapat berdampak besar terhadap proses perdamaian antara Palestina dan Israel.

Berdasarkan informasi dari Twitter Kemlu, Menlu Retno bahkan menghubungi Menlu AS, Rex Tillerson dalam upaya untuk mengubah keputusan tersebut.

(Rufki Ade Vinanda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya