Berbagai Negara Termasuk PBB Kompak Menentang Keputusan AS Terkait Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Rufki Ade Vinanda, Jurnalis
Kamis 07 Desember 2017 04:21 WIB
Kota Yerusalem. (Foto: Reuters)
Share :

Prancis

Pertentangan selanjutnya datang dari Prancis. Presiden Emmanuel Macron secara tegas menyatakan, tidak mendukung keputusan Pemerintah AS. "Keputusan ini merupakan keputusan yang patut disesalkan dan Prancis tidak menyetujui serta menentang semua keputusan yang tak sejalan dengan undang-undang internasional serta semua resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar Macron.

Macron menambahkan, status Yerusalem ini berkaitan erat dengan masalah keamanan internasional. Ia menyatakan, akan berusaha untuk membuat Otoritas AS berubah pikiran dan mencabut keputusan itu. Selain itu, Presiden Macron juga mendorong semua pihak untuk tetap tenang dan sebisa mungkin menyelesaikan masalah ini melalui dialog.

Maroko

Berdasarkan keterangan dari Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita menegaskan, negaranya tetap memberi dukungan mutlak pada Palestina dan menentang pengakuan AS tentang Yerusalem. Penyataan ini konsisten sesuai dengan pernyataan Raja Maroko, Mohammed VI yang sebelumnya juga telah mengungkapkan pertentangan keras atas keputusan tersebut.

BACA JUGA: Jelang Pengumuman Stasus Yerusalem, Pemerintah RI Berharap AS Berubah Pikiran

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyebut, keputusan AS merupakan keputusan sepihak yang membahayakan prospek perdamaian bagi orang Israel dan Palestina. Meski demikian, Guterres menegaskan, bahwa PBB akan melakukan segala cara untuk mendorong para pemimpin Israel dan Palestina untuk kembali bersedia ke meja perundingan guna mewujudkan perdamaian.

Indonesia

Meski pemerintah belum menyampaikan tanggapan lebih lanjut tentang pengumuman AS terkait status Yerusalem, Indonesia bisa dipastikan menentang keputusan tersebut. Sebelumnya, jelang pengumuman itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah mengatakan, keputusan AS tersebut dapat berdampak besar terhadap proses perdamaian antara Palestina dan Israel.

Berdasarkan informasi dari Twitter Kemlu, Menlu Retno bahkan menghubungi Menlu AS, Rex Tillerson dalam upaya untuk mengubah keputusan tersebut.

(Rufki Ade Vinanda)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya