LUSAKA - Sedikitnya 20 orang meninggal akibat wabah kolera yang menyerang ibu kota Zambia, Lusaka. Menurut sebuah laporan, wabah penyakit kolera tersebut ditularkan melalui air di negara tersebut sejak Oktober, kata petugas kesehatan.
Dilansir dari Xinhua, Minggu (17/12/2017), sebanyak 29 kasus baru kolera dilaporkan pada Rabu 13 Desember. Akibat kasus baru tersebut, jumlah total warga yang terkena wabah kolera tersebut menyentuh angka 760 orang sejak wabah penyakit di Zambia tersebut merebak, kata Kementerian Kesehatan.
BACA JUGA: Astaga! Akibat Wabah Kolera, WHO Sebut 2.151 Orang Meninggal Dunia di Yaman
Selain itu, hanya ada 57 pasien yang saat ini menerima perawatan di rumah sakit walaupun kebanyakan dari mereka telah diobati dan dipulangkan, kata Stanslous Ngosa, kepala Hubungan Komunikasi dan Hubungan Eksternal dalam pelayanan tersebut. Ngosa juga menambahkan bahwa kementerian tersebut terus melakukan tindakan pengendalian yang bertujuan mencegah penyebaran penyakit ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan penyebaran lebih lanjut penyakit yang ditularkan melalui air dengan datangnya musim hujan. Kementerian Kesehatan Zambia, bekerja sama dengan departemen lain, telah melarang penjualan bahan makanan siap saji di jalanan untuk menekan epidemi kolera.
Kolera terutama terjadi di daerah kumuh padat penduduk di kecamatan Chipata dan Kanyama di Zambia sementara kasus-kasus yang terisolasi juga telah dilaporkan di bagian lain negara ini.
BACA JUGA: Dalam Dua Bulan, Kolera Membunuh Lebih dari 1.000 Orang di Yaman
Wabah kolera juga sebelumnya menyerang Yaman. Menurut WHO, jumlah korban meninggal pada Oktober sebanyak 2.151 orang. Wabah ini telah menyebar di Yaman sejak akhir April. Dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan, sebanyak 800.626 orang dari 22 provinsi di seluruh Yaman telah terinfeksi wabah tersebut.
Berbeda dengan Zambia, wabah kolera di Yaman diakibatkan oleh perang yang terus berlangsung di negara tersebut dan merusak sumber air bersih. Perang juga telah mendorong negeri itu ke ambang kelaparan, dengan sebanyak 385 ribu anak lebih menderita kurang gizi akut, sehingga mereka menghadapi risiko yang lebih besar untuk terserang kolera dan diare berair akut, kata beberapa badan PBB.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)