Bagikan 15.000 Sertifikat Tanah, Jokowi Pesan Tidak Dipakai untuk Judi

Nurul Hikmah, Jurnalis
Jum'at 23 Februari 2018 11:19 WIB
Jokowi bagikan sertifikat tanah di Bali (Foto: Nurul/Okezone)
Share :

TABANAN - Presiden Joko Widodo bagikan 15.000 sertifikat tanah kepada masyarakat Tabanan, di Monumen Perjuangan Margarana, Tabanan, Jumat (23/2/2018).

Saat tiba di lokasi Jokowi langsung disambut tari okokkan. Diamana Jokowi didampingi Bupati Tabanan Ni Eka Wirastuti, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama.

Saat akan sambutan Jokowi mengucapkan salam dengan bahasa Bali. "Para semeton sareng sami. Punapi gatre?" kata Jokowi. Saat itu langsung dijawab oleh ribuan warga. "Becik".

"Rahajeng sareng sami ngih,"ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, pembagian sertifikat di Tabanan ini paling banyak. Dia mengaku ketika ke daerah selalu mendapati sengketa lahan tanah. Hal tersebut lantaran tidak ada sertifikat tanah.

Secara simbolis Jokowi menyerahkan sertifikat tanah tersebut kepada 12 warga Tabanan.

Jokowi berpesan kepada masyarakat yang sudah memegang sertifikat tanah agar tidak dipakai untuk metajen atau judi. "Saya tadi tanya sama Bu Eka apa itu metajen. Dan saya sudah mengerti. Ya kalau sudah dapat uang dari bank, jangan dipakai metajen," tuturnya.

Jokowi mengatakan, biasanya masyarakat yang mendapatkan sertifikat tanah selalu disekolahkan atau dijadikan jaminan untuk dapat uang tunai. "Di Bali gitu juga ya? Enggak apa-apa biar produktif sertifikat ini mau dipakai agunan ke bank silakan," jelasnya.

"Tapi dikalkulasikan, bisa ngangsur enggak ke bank. Kalau tidak bisa tidak usah nanti malah sertifikatnya hilang," sambungnya.

(Baca Juga: Jokowi Tinjau Pelaksanaan Padat Karya Tunai di Tabanan)

Jokowi menambahkan, apabila dapat pinjaman dari bank Rp30 juta jangan sampai Rp15 juta itu dibelikan sepeda motor. "Kalau tidak bisa menganggsur selama enam bulan nanti sepeda motornya ditarik deller sertifikatnya hilang juga," paparnya.

Karena itu, presiden pun mengingatkan agar uang yang didapat dipakai untuk investasi. "Untuk modal kerja kalau nanti untung dikumpulin baru dibelikan sepeda motor. Nanti pinjem Rp300 juta dibelikan mobil Rp150 juta gagahny cuma 6 bulan. Mobil hilang sertifikat juga sama. Pinjam ke bank itu hati-hati dan dihitung," terangnya.

Selain itu mantan wali kota Solo ini juga berpesan kepada masyarakat agar sertifikatnya dilaminating agar tidak rusak dan di foto copy.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya