MALANG - Polisi terus mendalami penyebab kematian purnawirawan mantan Wakapolda Sumatera Utara (Sumut) Kombes Pol Agus Samad yang masih misterius.
Kamis ini (1/3/2018), polisi kembali mendalami kematian korban dengan menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) yang ketiga dengan melibatkan Tim Labfor gabungan Mabes Polri, Polda Jawa Timur, dan Inafis Polres Malang Kota.
Olah TKP ini dilakukan sekitar 6 jam dari pukul 11.00 WIB, guna keperluan mendalami terus penyebab kematian korban yang masih misterius. Selain itu pihak Labfor juga mengambil sampel ulang dari TKP untuk kembali diteliti.
"Kita dalami lagi, diambil sampelnya untuk melakukan pemeriksaan ulang," ujar Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri usai olah TKP.
Pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah Agus Samad dibunuh atau bunuh diri. Mengingat, ada kejanggalan dalam kasus ini yang membuat polisi sulit mengambil kesimpulan.
"Masih 50:50. Belum pasti penyebabnya," tambah Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Ambuka Yudha.
Kejanggalan pertama, jika bunuh diri, korban kemungkinan tak bisa naik ke lantai tiga rumahnya karena sudah kehilangan darah yang cukup banyak di ruang makan. Bila dibunuh pun, di pintu ruang tamu dan pintu garasi tidak ditemukan jejak sidik jari terduga pelaku. Begitupun di dalam rumah, jejak kaki terduga pelaku pun sulit terindentifikasi.
(Baca juga: Polisi Periksa Percakapan Telefon Mantan Wakapolda Sumut yang Tewas Mengenaskan)
Kejanggalan kedua, silet bersimbah darah yang ditemukan di atas galon ruang makan yang diduga untuk menghabisi korban ternyata terdapat sidik jari korban, bukan orang lain.
Kejanggalan ketiga, cairan muntahan dari dalam tubuh korban yang ditemukan di sekitar rumah mengandung cairan racun serangga, namun di dalam tubuh korban tak ditemukan cairan racun sehingga menimbulkan tanda tanya besar bagi pihak kepolisian.
Hal inilah yang membuat teori-teori yang digunakan menganalisa kematian korban terpatahkan, sehingga kepolisian harus berulang kali melakukan olah TKP guna menguatkan argumen untuk menyatakan penyebab kematian korban.
Sebelumnya, warga Perumahan Bukit Dieng Permai dikejutkan penemuan jasad purnawirawan mantan Wakapolda Sumatera Utara yang tewas bersimpah darah dengan kondisi kali terikat tali rafia hitam di taman belakang rumahnya pada Sabtu pagi 24 Februari 2018.
Diduga ia menjadi korban pembunuhan karena ditemukan sejumlah bercak darah di ruang makan yang berjarak 10 meter dari penemuan jasad korban.