Pasca-Sindikatnya Terbongkar, MCA Mulai Serang Balik Polri di Twitter

Chyntia Sami Bhayangkara, Jurnalis
Selasa 06 Maret 2018 16:44 WIB
Ilustrasi (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - Pengamat Intelijen Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habibi menyebutkan bahwa serangan balik dari kelompok Muslim Cyber Army (MCA) melalui akun media sosial Twitter terhadap institusi Polri mulai dilakukan.

Hal tersebut menyusul upaya Polri dalam memberantas para penyebar berita hoax di media sosial dengan menangkap beberapa anggota MCA dari berbagai daerah.

Ridwan mengatakan, bentuk serangan balik tersebut dilancarkan oleh oknum di balik akun MCA di Twitter dengan membangun opini publik bahwa Polri menangkap anggota MCA untuk kepentingan politik.

"Kalau dilihat di Twitter spin balik rekayasanya mulai terlihat. Mereka membuat bahwa Polri menangkap untuk kepentingan politik, Polri diangkat untuk mengungkap MCA palsu. Jadi, seolah-olah MCA sebenarnya itu tidak ditangkap," ujar Ridlwan dalam diskusi Redbons yang bertajuk "Membongkar Jaringan The Family MCA" di Ruang Redaksi Okezone, Jakarta Pusat, Selasa (6/3/2018).

(Baca Juga: Selain di Facebook, Polisi Juga Harus Ungkap The Family MCA di Twitter)

Lanjut Ridlwan, adanya serangan balik tersebut pun diperkuat dengan statement dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus penyebaran kebencian dan hoax oleh MCA dan Saracen. Padahal, maksud dari pernyataan orang nomor satu tersebut mengarah pada pengusutan terhadap orang yang melanggar, bukan mengkritik.

"Tadi pagi, Jokowi menegaskan kalau melanggar hukum dan menimbulkan keresahan tangkap, selesaikan, tuntaskan. Disini melanggar bukan mengkritik. Karena MCA yang disebar isunya serang pemerintah. Sebenarnya kalau kritik ya monggo saja, tapi ini lebih pada hoax bukan mengkritik, tidak sesuai fakta," tuturnya.

Menurut Ridlwan, pihak kepolisian harus segera memberikan pembuktian untuk mematahkan munculnya serangan balik tersebut. Hal tersebut untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.

Sebaliknya, jika Polri tidak dengan cepat meluruskan hal tersebut, dapat dipastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat akan terganggu. Ridlwan pun memprediksi di tahun 2019 situasi dunia maya akan semakin panas dan crowded jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan.

"Polri harus bisa menunjukkan bahwa bukti apa kenapa mereka ditangkap. Jangan hanya ditampilkan orangnya saja tapi produknya juga, hoax-nya apa. Supaya masyarakat yakin bahwa Polri sudah on the right way. Jangan sampai muncul pemikiran Polri dimanfaatkan bahwa itu perpanjangan tangan pemerintah," pungkasnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya