KLATEN – Pemerintah akan memindahkan penahanan terpidana kasus terorisme Ustaz Abu Bakar Ba’asyir ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klaten, Jawa Tengah. Tapi, Kepala Lapas Klaten, Budi Priyanto mengaku hingga kini belum mendapatkan laporan soal rencana tersebut.
"Sampai saat ini kami pihak Lapas Kelas IIB Klaten belum menerima kabar pemindahan Ustad Abu Bakar Baasyir. Biasanya kebijakan itu adalah kebijakan berjenjang. Malah saya kaget saat teman-teman datang ke sini menanyakan kepindahan Ustaz ABB ke sini," kata Budi, Selasa (6/3/2018).
Penahanan Abu Bakar Ba’asyir rencana dipindahkan ke Klaten agar lebih dekat dengan tempat tinggal keluarganya. Pemerintah memindahkannya dengan alasan kemanusiaan, karena kondisi pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu sakit-sakitan di makan usia.
Menurut Budi, bila melihat standar Lapas Klaten, pihaknya meragukan Abu Bakar Ba’asyir dipindahkan ke situ. Pasalnya, selain kapasitas Lapas Klaten melebihi sarana dan prasarana (sarpras) di lapas dinilai juga kurang memadai. Lapas Klaten kini dihuni 232 tahanan dan napi dari kapasitas 143 orang.
"Sarpras lapasnya pun kurang memadai. Lapas yang bagus itu lapas yang memiliki dokter. Sedangkan lapas di Klaten ini hanya ada para medis, satu capeg dan satunya dokter gigi. Tapi dokter giginya mau pindah," paparnya.
Idealnya, kata Budi, Abu Bakar Ba’asyir dipindahkan ke Lapas Kelas IIA.
"Untuk (wilayah) Soloraya yang kelas IIA adalah (Lapas) Sragen. Tapi yang bisa berbicara kemungkinan di mana ditempatkan itu adalah Kakanwil Jawa Tengah bukan Kalapas Klaten,” ujarnya.
“Kalau untuk Abu Bakar Ba'asyir itu kelasnya di atas Lapas Klaten. Di Lapas Klaten tidak ada kamar untuk standar Hiris. Beliaukan (Ba’asyir) tokoh masyarakat. Dan di sini semua kamar apa adanya," ungkapnya.
Menurut Budi, bila memang Abu Bakar Ba’asyir tetap akan dipindah ke Klaten, meski Sarpras lapas sendiri kurang memadai, tidak mungkin akan dilakukan secara mendadak. Tapi, ada mekanisme berjenjang.
"Bila akan dipindahkan ada mekanisme berjenjang. Dan tidak mungkin dilakukan secara mendadak. Yang mendadak itukan kedatangan teman-teman wartawan ke sini," ungkap Budi tertawa.
(Salman Mardira)