Optimisme Bung Karno Jadi Inspirasi Pembangunan Pemuda

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Rabu 25 Juli 2018 10:40 WIB
Moeldoko (Humas Kemenpan RB)
Share :

JAKARTA - Optimisme Bung Karno terhadap pemuda Indonesia adalah hal yang relevan dan kekinian dalam membangun bangsa dan negara. Ada banyak prestasi dan kiprah generasi muda Indonesia di tingkat dunia, salah satunya Lalu Muhammad Zohri yang mencetak rekor sebagai pelari tercepat ajang U-20.

Pemerintah memanifestasikan optimisme proklamator itu dengan pembinaan nyata terhadap pemuda dan talentanya.

"Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia. Ini adalah pesan optimis yang selalu saya ingat. Bila anak-anak kita dipetakan dengan kapasitasnya yang mereka miliki, kita akan menggemparkan dunia," kata Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Moeldoko mengutip salah satu kalimat pidato Bung Karno yang terkenal, yang mendasari program pemerintah mengkanalisasi talenta pemuda Indonesia. Optimisme Soekarno ini, menurutnya harus menjadi optimisme semua.

Menurut Moeldoko, relevansi pemikiran proklamator Indonesia itu juga yang mendasari pembentukan badan strategi pembinaan bakat di Tanah Air. Agar talenta dan prestasi anak-anak Indonesia itu bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara, Moeldoko mengungkapkan bahwa KSP dan Presiden Joko Widodo tengah membentuk suatu strategi pembinaan bakat.

 

"Kita ingin menjaring potensi anak muda. Karena negara wajib memberikan kesempatan," katanya.

Potensi anak muda yang bisa mengguncang dunia, menurutnya, bisa dilihat dari rekaman sejarah bangsa Indonesia. "Jasmerah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Ini juga harus menjadi pemikiran kita. Pemuda-pemuda wajib mempelajari sejarah. Karena kita tidak akan berada di hari ini, kalau tidak ada masa lalu," demikian Moeldoko mengutip lagi pidato Bung Karno yang pernah terucap di HUT Indonesia tahun 1966 silam.

Upaya pemerintah membina anak dan pemuda dijelaskan pula oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, pemerintah sudah berupaya merawat potensi generasi muda Indonesia sejak masih taraf anak-anak.

Ia melanjutkan, khususnya perlindungan agar anak Indonesia terjamin pendidikannya. Mulai dari program wajib belajar 12 tahun hingga sekolah gratis untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Sedangkan untuk tingkat menengah atas dan kejuruan, ada Bantuan Operasional Sekolah/BOS yang dianggarkan di APBN dan BOS daerah yang dianggarkan di APBD.

 

Patung pemuda

"Pemerintah juga berupaya anak miskin dan nilai akademik rendah tetap dapat mengakses pendidikan berkualitas di sekolah negeri melalui sistem zonasi," kata Retno.

Pada tingkatan yang lebih lanjut, untuk generasi muda, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berkomitmen mewadahi dan memfasilitasi berbagai kegiatan kepemudaan. "Agar pada pemuda Indonesia dapat berkarya dan berprestasi," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenora Asrorun Niam Sholeh.

Dalam menghadapi globalisasi yang semakin kompleks, kapasitas, intelektual, serta moralitas harus terus ditingkatkan melalui pendidikan yang berkesinambungan. Sementara aspek kognitif dapat dilatih melalui aktivitas sosial kemasyarakatan, sehingga pemuda bisa memahami realita kehidupan masyarakat.

“Ucapan Bung Karno itu harus menjadi inspirasi para pemuda sekarang, bahwa perubahan ada di tangan mereka. Ini menjadi cambuk agar pemuda harus eksis di taraf global,” katanya.

Ia mengatakan, banyak tantangan yang harus dihadapi dan dijawab oleh generasi muda, salah satunya globalisasi, dan kemajuan teknologi informasi. Tentunya, segala tantangan tersebug harus dihadapi dengan cara yang cerdas, tanpa meninggalkan nilai-nilai ke-Indonesia-an.

“Bahkan, pemuda Indonesia harus berani menunjukkan identitas dan nilai luhur yang dibalut dengan agama, norma, etika, yang belum tentu sama atau diterima dengan globalisasi itu sendiri,” tandasnya.

Sementar itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra melanjutkan bahwa masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ia juga menekankan, perlunya pemerintah membangun pemuda secara komprehensif.

"Daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar," kata Sutan.

Sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan negara Indonesia. "Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia," kata politikus Partai Gerindra itu.

(Salman Mardira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya