Sementara Juru Bicara Kantor Kepresidenan Korsel, Kim Eui-kyeom mengatakan, pemerintah melakukan semua upaya dan menggunakan semua sumber daya untuk membebaskan warganya.
"Pemerintah telah mempertahankan sistem kerja sama yang erat dengan pemerintah Libya dan sekutu lainnya, seperti Filipina dan Amerika Serikat, sejak insiden terjadi untuk keselamatan dan pembebasannya," jelas Kim.
Sejak mantan diktator Libya Muammar Gaddafi digulingkan dari kekuasaan dan dibunuh pada 2011, pekerja asing dan misi diplomatik sering menjadi sasaran milisi atau ekstremis seperti kelompok ISIS.
(Rahman Asmardika)